BOJONEGOROtimes.Id – Kabupaten Bojonegoro terus berupaya mengatasi permasalahan kekeringan tahunan yang mengganggu ketersediaan air bagi warganya, terutama saat musim kemarau.
Bupati Setyo Wahono dan Wakil Bupati Nurul Azizah aktif mengelola sumber daya air secara lebih efektif, salah satunya melalui pembangunan dan perbaikan embung serta waduk di berbagai lokasi.
Data dari Dinas PU Sumber Daya Air Bojonegoro mencatat hingga tahun 2025 terdapat 433 embung di seluruh Bojonegoro. Namun, 23 di antaranya rusak dan 149 mengalami sedimentasi yang mengurangi kapasitas tampungnya.
Menyikapi kondisi ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro berupaya melakukan revitalisasi untuk mengoptimalkan penyerapan air permukaan agar dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Bupati Wahono menegaskan, “Dengan menggandeng Ditjen SDA KemenPU, BBWS Bengawan Solo, PDAM, hingga Universitas Brawijaya, kita siap bersinergi dalam mengoptimalkan sumber-sumber air permukaan di Bojonegoro,” ucapnya.
Upaya revitalisasi ini diawali dengan kajian teknis dan perencanaan pengelolaan irigasi yang lebih berkelanjutan.
Pemkab Bojonegoro bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum (Ditjen SDA KemenPU), Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS BS), serta Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Buana Bojonegoro untuk secara bertahap merevitalisasi 16 embung yang ada dan menambah instalasi paket Sambungan Rumah (SR) dengan tujuan pemerataan distribusi air.
Sebagai bagian dari pendekatan berbasis kajian akademik, Pemkab Bojonegoro juga menggandeng Universitas Brawijaya untuk menyusun Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) serta melakukan Perhitungan Neraca Air.
Selain revitalisasi, Pemkab Bojonegoro merencanakan langkah strategis lain, termasuk peningkatan daya tampung embung yang ada melalui program revitalisasi, serta pembangunan 6 embung baru pada tahun 2025 untuk memperluas akses air bagi masyarakat.
Selain embung, upaya optimalisasi juga dilakukan terhadap 558 sumber mata air dan 384 check dam yang sudah ada, serta pemanfaatan Waduk Gongseng yang telah beroperasi.
Ke depan, Pemkab Bojonegoro juga menginisiasi pembangunan Waduk Karangnongko untuk meningkatkan cadangan air daerah.
Sejalan dengan langkah Pemkab Bojonegoro, Ditjen SDA KemenPU dan BBWS BS juga merencanakan sejumlah program strategis, seperti revitalisasi embung, pemanfaatan Bendungan Karangnongko, serta pembahasan skema pemanfaatan Solo Valley Werken sebagai sumber air untuk irigasi dan air baku.
Dengan berbagai langkah ini, diharapkan permasalahan kekeringan di Bojonegoro dapat teratasi secara bertahap, mendukung keberlanjutan sektor pertanian dan memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat.
“Kami berupaya melakukan langkah bertahap dalam pemanfaatan dan perbaikan embung, waduk, serta sumber air lainnya untuk memastikan ketersediaan air yang lebih stabil dan berkelanjutan bagi masyarakat,” pungkas Bupati Setyo Wahono. (Az)