BOJONEGOROtimes.Id – Gelaran Bojonegoro Wastra Batik Festival (BWBF) 2025 resmi ditutup pada Sabtu, 21 Juni 2025. Di penghujung acara, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung kesuksesan acara, termasuk masyarakat yang antusias mengikuti rangkaian kegiatan selama festival berlangsung.
Bupati berharap BWBF dapat terus digelar secara rutin setiap tahun dan menjadi magnet bagi wisatawan untuk datang ke Bojonegoro.
“Semoga acara ini memberikan manfaat besar bagi Kabupaten Bojonegoro, dan dapat menjadi agenda tahunan yang terus menginspirasi,” ujar Bupati dalam sambutannya.
BWBF 2025 merupakan penyelenggaraan kali kedua yang diinisiasi Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Festival ini kembali hadir menjawab harapan masyarakat akan ruang apresiasi bagi warisan budaya batik.
Tahun ini, sebanyak 105 stan dari berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat ikut meramaikan acara, menampilkan keunikan motif dan teknik pembuatan batik dari masing-masing daerah.
Selain menjadi ajang promosi budaya, festival ini juga menjadi ruang temu dan kolaborasi antar pengrajin.
Para pelaku usaha batik dapat saling bertukar informasi mengenai tren dan inovasi dalam dunia perbatikan saat ini.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro mencatat total transaksi selama empat hari pameran mencapai Rp1,3 miliar, angka yang lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.
Kenaikan ini disambut antusias oleh para pelaku UKM batik yang merasa terbantu dalam peningkatan ekonomi melalui ajang ini.
Selain pameran, berbagai kegiatan turut menyemarakkan BWBF 2025. Mulai dari pertunjukan seni budaya, kontes desain busana batik bertajuk Evening Gown Batik Fashion Show, hingga Grand Final Kange Yune Bojonegoro 2025.
Melalui acara ini, diharapkan muncul Duta Wisata yang mampu mempromosikan potensi lokal ke tingkat yang lebih luas.
Sebagai bentuk apresiasi, panitia memberikan penghargaan kepada stan terbaik.
Kabupaten Sidoarjo berhasil menjadi Juara Favorit dengan kategori penjualan tertinggi.
Sementara Juara 1 Stand Terbaik diraih Kabupaten Jember, Juara 2 oleh Kota Surakarta, dan Juara 3 oleh Dekranasda Provinsi Jawa Timur.
Penghargaan ini diharapkan memacu semangat para perajin untuk terus berkarya dan memperluas jangkauan pemasaran batik daerahnya.
Salah satu peserta pameran, Uswatun Hasanah dari Kabupaten Tuban, menyampaikan kesan positifnya.
“Saya sudah beberapa kali ikut pameran, baik di dalam maupun luar negeri, tapi BWBF ini sangat berkesan. Antusias masyarakat luar biasa, bahkan kami sampai kehabisan stok dan harus bolak-balik ambil barang dari rumah,” ungkapnya.
Dalam penutupan acara, Bupati Setyo Wahono mengajak masyarakat untuk terus mencintai batik sebagai bagian dari identitas nasional.
Ia berharap batik, khususnya batik Bojonegoro, semakin dikenal secara luas dan mampu menembus pasar internasional.
“Dengan berakhirnya festival ini, mari kita jaga semangat dalam melestarikan batik. Semoga batik Bojonegoro makin dikenal dan menjadi simbol kebanggaan daerah kita,” pungkasnya. (Az)