BOJONEGOROtimes.Id – Puasa, yang seringkali dianggap sebagai kewajiban agama atau praktik diet, ternyata memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan seluler. Penelitian ilmiah mengungkapkan bahwa kelaparan yang terkontrol dapat menjadi senjata ampuh dalam melawan penuaan dan bahkan sel kanker.
Proses Pembersihan Seluler yang Diaktifkan oleh Puasa
Salah satu mekanisme kunci di balik manfaat puasa adalah autofagi. Secara harfiah berarti “memakan diri sendiri”, autofagi adalah proses alami di mana sel-sel tubuh mendaur ulang komponen yang rusak atau tidak berfungsi. Saat berpuasa, tubuh mengalami stres ringan yang memicu autofagi, membersihkan sel-sel dari protein yang rusak, organel yang usang, dan bahkan patogen.
Manfaat Autofagi dalam Melawan Penuaan
Autofagi membantu menghilangkan sel-sel tua dan rusak, memberi ruang bagi pertumbuhan sel-sel baru yang sehat. Proses ini berkontribusi pada peremajaan jaringan dan organ, memperlambat proses penuaan.
Studi menunjukkan bahwa autofagi berperan penting dalam menjaga kesehatan neuron. Dengan menghilangkan protein yang terakumulasi dan merusak, puasa dapat meningkatkan fungsi kognitif dan melindungi dari penyakit neurodegeneratif.
Puasa dapat meningkatkan sensitivitas insulin, mengurangi risiko diabetes tipe 2 dan penyakit terkait usia lainnya.
Puasa dan Sel Kanker
Penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat membuat sel kanker lebih sensitif terhadap kemoterapi dan radioterapi. Ketika tubuh kekurangan nutrisi, sel-sel normal memasuki mode perlindungan, sementara sel kanker yang rakus nutrisi menjadi lebih rentan terhadap kerusakan.
Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa puasa dapat menghambat pertumbuhan tumor dan bahkan memicu kematian sel kanker. Mekanisme ini masih diteliti, tetapi tampaknya terkait dengan penurunan faktor pertumbuhan dan perubahan metabolisme yang tidak menguntungkan bagi sel kanker.
Puasa sebelum dan selama kemoterapi dapat mengurangi efek samping seperti kelelahan, mual, dan muntah. Hal ini memungkinkan pasien untuk mentolerir terapi dengan lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, bukti yang ada menunjukkan bahwa praktik kuno ini dapat menjadi alat yang ampuh untuk meningkatkan kesehatan dan umur panjang. (Az)