BOJONEGOROtimes.Id – Suasana malam akhir pekan di Bojonegoro, Sabtu (1/11/2025), berubah menjadi panggung semangat dan cahaya kebersamaan.
Ratusan warga tumpah ruah di Jl. Mastumapel, depan Pendopo Malowopati, mengikuti Medhayoh Night Run: Mlayu Bareng, Seneng Bareng, salah satu agenda utama peringatan Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-348.
Ajang lari malam ini terbagi dalam dua kategori, 5 kilometer dan 10 kilometer, yang diikuti peserta dari beragam kalangan, mulai pelajar, komunitas lari, hingga masyarakat umum.
Sorak sorai menggema ketika Menko PMK RI, Pratikno, melepas para pelari kategori 10K.
Ia tampak berdiri di garis start bersama Bupati Bojonegoro Setyo Wahono, Wakil Bupati Nurul Azizah, Ketua TP PKK Cantika Wahono, serta jajaran Forkopimda.
Dalam sambutannya, Pratikno menyelipkan pesan penuh semangat dan tawa.
“Namanya juga fun run, lari tapi tetap gembira. Kita boleh lari untuk mencapai tujuan, tapi jangan pernah lari dari kenyataan,” ujarnya, disambut tawa peserta.
Ia juga mengucapkan selamat ulang tahun untuk Bojonegoro serta mengapresiasi seluruh pihak yang telah mendukung acara ini.
“Semoga masyarakat Bojonegoro selalu sehat, aman, dan bahagia,” tambahnya.
Setelah kategori 10K diberangkatkan, giliran peserta 5K dilepas oleh Wakil Bupati Nurul Azizah bersama pejabat daerah.
Iringan musik, gemerlap lampu, dan semangat peserta membuat malam itu terasa begitu hidup dan hangat.
Tak hanya menjadi ajang olahraga, Medhayoh Night Run juga menyuguhkan hiburan dan kejutan menarik.
Panitia menyiapkan penampilan DJ, doorprize, hingga penghargaan bagi pelari tercepat dan kostum paling unik.
Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dinpora) Bojonegoro, Arief Nanang Sugianto, menjelaskan alasan digelarnya lari malam.
“Kami ingin peserta menikmati suasana khas Bojonegoro di malam hari. Selain itu, kami juga bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk menghadirkan musik oklik dan keroncong di sepanjang rute,” terangnya.
Dari ratusan peserta, muncul kisah inspiratif yang mencuri perhatian.
Salah satunya Satria Manggala, pelari muda berusia 12 tahun asal Kauman, yang finis lebih dulu dalam kategori 5K.
“Saya latihan tiga kali seminggu. Rasanya senang sekali bisa ikut lari malam dan sampai finish duluan,” ujarnya polos namun penuh semangat.
Kisah tak kalah menarik datang dari Nafeeza Joza, gadis kecil berusia 10 tahun asal Padangan, yang berhasil menjadi pelari tercepat ketiga di kategori 10K wanita.
“Awalnya deg-degan karena jaraknya jauh, tapi akhirnya senang banget bisa finish dan dapat juara tiga,” katanya ceria.
Nafeeza mengaku rajin berlatih pagi dan sore sebelum lomba, dengan dukungan penuh dari kedua orang tuanya.
“Bapak dan ibu selalu support, jadi tambah semangat,” ungkapnya bangga.
Gemerlap lampu, tawa, dan keringat malam itu menggambarkan semangat nyata warga Bojonegoro untuk berlari bersama, bahagia bersama.
Melalui Medhayoh Night Run, Bojonegoro tak hanya merayakan ulang tahun ke-348, tapi juga meneguhkan semangat persaudaraan, kesehatan, dan kebahagiaan masyarakatnya. (*)












Bojonegorotimes.id adalah media online berbasis di Bojonegoro, serta fokus pada pemberitaan di wilayah Bojonegoro dan sekitarnya. Sejak awal,