LAMONGAN – Suasana penuh warna dan kebersamaan menyelimuti Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, pada Sabtu, 29 Maret 2025, saat pawai ogoh-ogoh digelar dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947.
Acara yang dipusatkan di Pura Sweta Maha Suci ini dihadiri oleh Dandim 0812 Lamongan, Letkol Arm Ketut Wira Purbawan, S.I.P., M.Han., serta ribuan warga dari berbagai latar belakang agama dan budaya.
Pawai ogoh-ogoh, yang menampilkan patung-patung raksasa dengan bentuk yang unik dan kreatif, menjadi daya tarik utama acara ini. Tidak hanya umat Hindu, warga dari agama lain pun turut memadati jalanan untuk menyaksikan prosesi tersebut.
Keamanan acara dijaga ketat oleh personel gabungan dari TNI (Kodim 0812 Lamongan), Polri (Polres Lamongan), Satpol PP, Linmas, serta 10 anggota Pemuda Lintas Agama.
Edi Suyono, Ketua Panitia Pawai Ogoh-ogoh, mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas dukungan semua pihak yang terlibat dalam kelancaran acara.
Ia juga menyoroti keistimewaan perayaan tahun ini, di mana Hari Raya Nyepi bertepatan dengan bulan Ramadan, bulan suci bagi umat Islam.
”Ini adalah momen yang sangat istimewa, di mana kita bisa merayakan perbedaan dalam harmoni,” ujarnya.
Dandim 0812 Lamongan, Letkol Arm Ketut Wira Purbawan, S.I.P., M.Han., dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi atas antusiasme dan partisipasi warga dalam acara ini.
Ia menegaskan bahwa kerukunan dan toleransi yang terjalin di Lamongan merupakan cerminan dari semangat Bhinneka Tunggal Ika.
”Keberagaman dan perbedaan bukanlah penghalang untuk bersatu. Justru, itu adalah kekuatan kita sebagai bangsa Indonesia,” katanya.
Acara pawai ogoh-ogoh ini tidak hanya menjadi perayaan keagamaan, tetapi juga menjadi ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan antarwarga.
Kehadiran pemuda lintas agama dalam pengamanan acara menunjukkan komitmen bersama untuk menjaga kerukunan dan kedamaian di Lamongan.
Desa Balun sendiri dikenal sebagai desa yang menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.
Di desa ini, umat Hindu, Islam, dan Kristen hidup berdampingan secara harmonis. Keberagaman ini menjadi kekuatan dan kebanggaan bagi warga Lamongan. (ans)