BOJONEGOROtimes.Id – Dalam kitab Alhikam (karangan Ibnu ‘Athoillah) pada pasal 288 dijelaskan, bahwa dalam perjalanan spiritual, ada beberapa individu yang berhasil mencapai puncak spiritual dan melupakan makhluk.
Mereka adalah orang-orang ahli hakikat yang telah melihat (merasakan) langsung kepada Allah dan lupa dari sebab musabab karena teringat kepada yang menentukan sebab dan menjadikanya.
“Orang ahli hakikat ini sebagai hamba yang menghadapi hakikat yang nyata, baginya terang cahayanya, dan sedang berjalan pada jalannya, telah sampai pada puncaknya. Mereka telah tenggelam dalam alam cahaya, sehingga tidak kelihatan bekas-bekas makhluk. Lebih banyak lupanya terhadap alam daripada ingatnya, dan bertemunya pada Allah dari renggangnya. Lenyaplah diri nya dari tetapnya perasaannya, dan lupanya terhadap makhluk daripada ingatnya pada mereka”, (288).
Mereka telah mencapai tingkat spiritual yang sangat tinggi, di mana mereka dapat melupakan makhluk dan fokus pada Allah. Mereka telah mencapai puncak spiritual dan dapat menikmati kebahagiaan dan kedamaian yang sejati.
Dalam perjalanan spiritual, ada beberapa tahap yang harus dilalui. Tahap pertama adalah tahap pengetahuan, di mana seseorang mempelajari tentang Allah dan agama. Tahap kedua adalah tahap pengalaman, di mana seseorang mengalami langsung tentang Allah dan agama.
Tahap ketiga adalah tahap penghayatan, di mana seseorang dapat menghayati dan merasakan kehadiran Allah dalam hidupnya. Dan tahap keempat adalah tahap penyatuan, di mana seseorang dapat menyatu (merasa) dengan Allah dan melupakan makhluk.
Orang ahli hakikat yang telah melupakan makhluk adalah contoh dari tahap penyatuan (merasa selalu bersama). Mereka telah mencapai puncak spiritual dan dapat menikmati kebahagiaan dan kedamaian yang sejati.
Dalam hidup ini, kita semua memiliki tujuan untuk mencapai puncak spiritual dan menyatu (sadar bersama) dengan Allah. Kita harus terus berusaha dan berdoa untuk mencapai tujuan ini. Dengan demikian, kita dapat menikmati kebahagiaan dan kedamaian yang sejati dalam hidup ini. (Az)
Sumber: Kitab Alhikam, oleh Ibnu ‘Athoillah.