Wabup Bojonegoro Sambut Dirut RSCM Bahas Peningkatan Mutu dan Status RSUD

BOJONEGOROtimes.Id – Wakil Bupati (Wabup) Bojonegoro, Nurul Azizah, menyambut kedatangan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSCM) Dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Supriyanto Dharmoredjo, dalam kunjungan kerja pada Sabtu (5/4/2025).

‎Pertemuan ini berlangsung di auditorium Selasih RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro dan bertujuan untuk membahas transformasi rumah sakit daerah tersebut.

Nurul Azizah menjelaskan bahwa kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Bupati Bojonegoro terpilih, Setyo Wahono ke RSCM Jakarta sebelumnya.

“Langkah ini merupakan upaya pemerintah kabupaten untuk meningkatkan kualitas kesehatan di Bojonegoro, dengan harapan RSUD dapat naik kelas dari tipe B menjadi A,” kata Wabup.

Saat ini, Bojonegoro memiliki 10 rumah sakit (4 milik pemerintah, 1 milik Polri, dan 5 swasta), serta dua rumah sakit dalam tahap pembangunan, yaitu Rumah Sakit Temayang dan Rumah Sakit Onkologi.

Wakil Bupati menekankan pentingnya kompetisi bagi tenaga kesehatan dan perlunya memahami hambatan dalam memberikan pelayanan terbaik. “Para tenaga kesehatan dapat menyerap ilmu dari Direktur Utama RSCM,” harapnya.

Sementara itu, dr. Supriyanto Dharmoredjo menyampaikan pesan dari Menteri Kesehatan mengenai pentingnya peningkatan pelayanan kesehatan.

Dia juga menyatakan kesiapannya untuk membantu RSUD Sosodoro Djatikoesoemo dalam memenuhi kebutuhan dokter sub spesialis dan membangun sistem untuk transformasi rumah sakit.

dr. Supriyanto berbagi pengalamannya dari rumah sakit di Tulungagung, yang menjadi tempat berkumpulnya dokter jantung dari seluruh Indonesia untuk membahas kasus-kasus sulit.

Ia memaparkan visi Indonesia Sehat 2025, yang bertujuan untuk mewujudkan hak hidup sehat bagi seluruh masyarakat melalui sistem kesehatan yang terjamin, masyarakat yang proaktif dalam menjaga kesehatan, dan akses terhadap pelayanan kesehatan bermutu.

‎”Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 mengarahkan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat demi mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,” jelasnya.

Direktur RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, dr. Ani Pujiningrum menyadari banyaknya persiapan yang dibutuhkan untuk kenaikan kelas menjadi tipe A, namun tetap optimis pihaknya mampu mewujudkannya.

Berdasarkan evaluasi internal, untuk menjadi rumah sakit kelas A, RSUD perlu memiliki pelayanan medik dan penunjang medik, pelayanan keperawatan dan kebidanan, serta pelayanan non medik.

“Saat ini, RSUD belum memiliki pelayanan medik sub spesialis, yang sangat bergantung pada ketersediaan dokter spesialis dan sub spesialis. Saat ini, RSUD memiliki 7 dokter spesialis dan membutuhkan 15 jenis sub spesialis sesuai standar rumah sakit kelas A,” terangnya.

‎dr. Ani juga menjelaskan bahwa dari segi bangunan dan sarana, RSUD telah memenuhi 96,30% standar rumah sakit kelas A.

‎”Satu-satunya ruangan yang belum tersedia adalah Respiratory Intensive Care Unit (RICU), meskipun ruangan ini tidak menjadi persyaratan wajib untuk naik kelas. Untuk persyaratan peralatan, RSUD telah memiliki 500 tempat tidur, melebihi standar 250 tempat tidur untuk rumah sakit kelas A,” ujarnya.

‎dr. Ani menambahkan bahwa pemenuhan jenis pelayanan, sumber daya manusia, dan peralatan akan dilakukan secara bertahap.

‎Pihaknya juga sedang dalam proses melengkapi 17 dokumen persyaratan perizinan perubahan kelas rumah sakit yang akan diajukan melalui aplikasi Online Single Submission (OSS). (Az)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *