TPT Pagar GOR Kecamatan Kedungadem Ambrol, Perlu Evaluasi Perbaikan Konstruksi

BOJONEGOROtimes.Id – Tembok Penahan Tanah (TPT) dan pagar Gedung Olah Raga (GOR) di Kecamatan Kedungadem tepatnya di Desa Sidomulyo, ambrol pada Minggu (22/12/2024) sekira pukul 18.00 Wib.

Kejadian ini berlangsung setelah beberapa hari cuaca tidak bersahabat, dengan hujan deras yang terus menerus mengguyur wilayah tersebut. Intensitas hujan yang tinggi berkontribusi signifikan terhadap kondisi arus aliran sungai dan meningkatkan potensi longsor.

Menurut keterangan dari beberapa warga setempat, ambrolnya pagar dan TPT GOR itu karena derasnya air saluran dari arah selatan dan timur yang bermuara di depan gedung sehingga terjadi erosi pada pondasi bangunan pagar.

“Pondasi pagar yang ambrol sebelah kanan depan gedung, itu bangunan lama. Untuk sebelah kiri depan gedung tidak ambrol karena itu pondasi dan pagar yang baru,” ungkap warga dilokasi kejadian.

Warga juga melaporkan, bahwa pada hari-hari sebelumnya, tanah di sekitar lokasi TPT mulai terlihat retak-retak, dan air mulai menggenangi area tersebut. Kondisi ini semakin memburuk dengan datangnya hujan yang cukup lebat pada hari kejadian. Masyarakat di sekitar mengamati bahwa aliran air dari hujan membuat tanah di sekitarnya semakin lemah, dan arus sungai semakin deras, sehingga menambah risiko ambrol.

“Kemungkinan kurang kokoh bangunannya,” tambahnya.

Tembok penahan tanah yang ambrol tidak hanya membawa dampak langsung pada struktur fisik, tetapi juga mempengaruhi pagar GOR yang berada di atas TPT tersebut.

Diketahui melihat papan informasi dilokasi, pembangunan TPT dan Pagar GOR adalah milik Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bojonegoro yang dikerjakan oleh CV Mulya Jaya Prima dan konsultan pengawas CV Satyatama Consultant dengan nilai anggaran milyaran rupiah.

Ambrolnya Tembok Penahan Tanah (TPT) dan pagar GOR di Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro ini merupakan peristiwa yang membutuhkan analisis mendalam terhadap berbagai faktor penyebab. Salah satu penyebab utama yang perlu diperhatikan adalah curah hujan yang ekstrem.

Dalam beberapa minggu terakhir, wilayah Kedungadem mengalami hujan deras yang tidak biasa, yang menyebabkan tanah menjadi jenuh air dan arus sungai semakin deras. Ketika tanah mencapai kondisi ini, daya dukungnya terhadap struktur TPT berkurang secara signifikan, sehingga meningkatkan risiko ambrol.

Selain curah hujan, kondisi infrastruktur yang kurang kokoh juga menjadi kontributor penting terhadap peristiwa ini. Bangunan TPT dan pagar GOR di Kecamatan Kedungadem diduga dibangun tanpa memenuhi standar teknis yang memadai, yang mengakibatkan kerentanan terhadap beban tambahan dari air hujan yang mengalir.

Dalam banyak kasus, struktur yang tidak dirancang dengan baik untuk menahan tekanan tanah basah dan aliran sungai deras berpotensi mengalami keruntuhan. Hal ini menunjukkan perlunya evaluasi dan perbaikan pada aspek konstruksi dan pemeliharaan infrastruktur.

Risiko longsor yang meningkat juga merupakan faktor tak terhindarkan ketika curah hujan melebihi kapasitas drainase alami. Aliran sungai yang deras bisa menggerus tanah di sekitarnya, memperburuk kondisi talud dan TPT yang berfungsi sebagai pelindung.

Kejadian ambrolnya tembok penahan tanah di GOR Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengingatkan kita akan pentingnya pengelolaan lingkungan dan pembangunan infrastruktur yang tangguh, terutama di daerah rawan bencana.

Pembangunan infrastruktur yang tahan bencana merupakan langkah penting dalam rangka menjaga keselamatan masyarakat. Penguatan tembok penahan tanah, perbaikan saluran air, dilokasi rawan adalah beberapa contoh tindakan yang perlu dilakukan.

Selain itu, perlu ada penilaian berkala Pemkab Bojonegoro terhadap kondisi infrastruktur yang ada dan pembaruan sesuai dengan perkembangan teknologi serta kondisi cuaca yang dihadapi. (Az)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *