‎Nestapa Pengusaha Tahu Bojonegoro: Harga Kedelai Meroket, Kebijakan Pemerintah Jadi Harapan

BOJONEGOROtimes.Id – Senyum cerah Uswatun Hasanah, seorang pengusaha tahu di Desa Sukosewu, kini tak lagi menghiasi wajahnya. Beban pikiran tampak jelas merayapi benaknya seiring dengan lonjakan harga kedelai yang kian tak terkendali.

‎Komoditas utama yang menjadi tulang punggung usahanya itu kini melambung dari Rp 8.500 menjadi Rp 9.400 per kilogram.

‎”Pusing, Mas,” keluh Uswatun saat ditemui pada Senin (7/4/2025), mencerminkan kegelisahan yang mendalam.

‎Kenaikan harga kedelai yang hampir mencapai seribu rupiah per kilogram ini memberikan pukulan telak bagi kelangsungan produksi tahunya. Uswatun mengungkapkan dilema yang menghimpitnya.

‎Di satu sisi, biaya produksi tahu melonjak tajam. Namun di sisi lain, ia merasa gamang untuk menaikkan harga jual tahu di pasaran karena khawatir kehilangan pelanggan setia. Konsekuensinya, keuntungan yang selama ini ia nikmati kini semakin menipis.

‎”Harga jual tahu ya masih sama saja, tapi modalnya naik banyak. Keuntungan jadi makin sedikit,” ujarnya dengan nada penuh keprihatinan.

‎Situasi ini tak hanya dirasakan oleh Uswatun, tetapi juga kemungkinan besar oleh para pengusaha tahu lainnya, menciptakan perasaan merana di tengah ketidakpastian ekonomi.

‎Dalam kondisi yang serba sulit ini, harapan Uswatun tertuju pada uluran tangan pemerintah. Ia berharap adanya solusi nyata untuk mengatasi permasalahan kenaikan harga kedelai yang terus menghantui.

‎Bantuan seperti subsidi atau kebijakan strategis lainnya yang mampu menstabilkan harga bahan baku sangat dinantikannya.

‎”Harapannya ya pemerintah bisa turun tangan. Bantu kami para pengusaha kecil ini agar tetap bisa produksi dan bertahan hidup. Kalau harga kedelai terus naik begini sementara harga jual tahu tidak bisa ikut naik, lama-lama kami bisa gulung tikar,” pungkasnya dengan harapan besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *