Festival Geopark Bojonegoro Ditutup, Ngulek Rujak Belimbing Warnai Puncak Acara

BOJONEGOROtimes.Id – Perhelatan Festival Geopark Bojonegoro 2025 resmi ditutup dalam sebuah seremoni meriah yang digelar di kawasan Agrowisata Blimbing, Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu pada Minggu, 29 Juni 2025.

‎Penutupan ini sekaligus menjadi titik akhir dari rangkaian kegiatan selama empat hari sejak Kamis, tanggal 26 Juni 2025, yang menampilkan ragam kekayaan geologi, budaya, dan potensi pariwisata Bojonegoro.

‎Festival tahunan ini menjadi ajang strategis untuk memperkenalkan pesona Bojonegoro kepada masyarakat luas, baik dari dalam maupun luar daerah.

‎Ribuan pengunjung memadati lokasi acara untuk menikmati berbagai kegiatan yang disajikan, mulai dari pagi hingga malam hari.

‎Salah satu kegiatan yang paling ditunggu-tunggu adalah “Ngulek Rujak Belimbing”, sebuah tradisi khas Desa Ngringinrejo yang telah menjadi ikon Agrowisata Belimbing.

‎Kegiatan ini diikuti oleh berbagai kalangan masyarakat, menambah semarak suasana festival sekaligus mengangkat kekayaan kuliner lokal.

‎Kemeriahan penutupan semakin lengkap dengan kehadiran sejumlah pejabat daerah, di antaranya para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Bojonegoro, Camat Kalitidu, jajaran Forkopimcam, serta peserta Jambore Taruna Budaya.

‎Momen ini menjadi simbol kuatnya semangat gotong royong dalam melestarikan budaya dan lingkungan.

‎Dalam sambutannya, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono yang diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Kusnandaka Tjatur Prasetijo, menyampaikan apresiasi terhadap antusiasme masyarakat dan pihak terkait dalam mendukung pengembangan Geopark Bojonegoro.

‎“Festival ini bukan sekadar hiburan, tapi bentuk nyata upaya kita menjaga sekaligus mempromosikan kekayaan geologi dan budaya Bojonegoro, baik di tingkat nasional maupun internasional. Dari api abadi, minyak tradisional, hingga pesona geowisata lainnya, semuanya harus terus dikembangkan secara berkelanjutan,” ungkap Kusnandaka.

‎Sementara itu, Pamong Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur, Adiyanto, yang hadir mewakili Kepala Disbudpar Jatim, mengapresiasi langkah Pemkab Bojonegoro dalam menggelar festival ini.

‎Menurutnya, semangat kolaborasi yang terbangun di daerah ini menjadi modal besar dalam mendorong pengakuan Geopark Bojonegoro di tingkat nasional maupun internasional.

‎Senada, Kepala Disbudpar Bojonegoro, Welly Fitrama, menegaskan pentingnya festival ini sebagai sarana edukasi dan pelestarian bagi generasi muda.

‎“Kami tidak ingin geopark hanya menjadi tempat wisata, tapi juga ruang pembelajaran dan pelestarian budaya serta alam. Ini investasi untuk masa depan Bojonegoro,” tegasnya.

‎Selama festival berlangsung, beragam kegiatan turut memeriahkan suasana, mulai dari pameran geowisata, pertunjukan seni tradisional, kuliner khas daerah, hingga edukasi geologi yang menyasar pelajar dan masyarakat umum.

‎Atraksi budaya seperti pertunjukan wayang, tari-tarian tradisional, dan musik lokal juga ikut memberikan sentuhan khas yang memperkaya acara ini.

‎Dengan berakhirnya Festival Geopark Bojonegoro 2025, harapan besar tertuju pada keberlanjutan upaya pelestarian budaya, alam, dan potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Bojonegoro. (Az)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *