‎Tim VGN Tinjau Geopark Bojonegoro, Soroti Potensi Fosil dan Budaya Lokal

BOJONEGOROtimes.Id – Tim Verifikasi Geopark Nasional (VGN) kembali menyambangi sejumlah titik penting di Kabupaten Bojonegoro dalam rangka revalidasi Geopark Bojonegoro.

‎Pada hari kedua kunjungan, Kamis 12 Juni 2025, rombongan menjelajahi empat kecamatan, Sugihwaras, Temayang, Bubulan, dan Sekar, didampingi langsung oleh jajaran Pemkab Bojonegoro.

‎Salah satu anggota tim VGN, Meliawati Ang, mengungkapkan kesan mendalam terhadap sambutan masyarakat dan kekayaan budaya yang dimiliki Bojonegoro.

‎Ia menilai, keterlibatan warga dan komunitas lokal dalam menjaga kelestarian geopark menunjukkan komitmen kuat terhadap pelestarian warisan alam.

‎“Potensi saja tidak cukup. Tantangan ke depan adalah bagaimana menjaga dan melestarikannya. Geopark ini milik masyarakat, milik kita semua yang lahir dan tumbuh dari tanah yang kaya budaya dan anugerah alam,” ujarnya.

‎Kunjungan lapangan dimulai dari Geosite Kedung Lanthung di Desa Drenges, Kecamatan Sugihwaras.

‎Lokasi ini dikenal memiliki nilai geologis tinggi.

‎Perjalanan kemudian berlanjut ke Kecamatan Temayang, mengunjungi Culturesite Bathik di Desa Jono, yang menjadi sentra produksi batik khas UMKM setempat.

‎Masih di Temayang, tim juga meninjau Geosite Gigi Hiu.

‎Di lokasi ini, Meliawati memberikan masukan kreatif, yakni mendorong hadirnya motif batik baru terinspirasi dari temuan fosil lokal seperti gigi hiu.

‎Ia menyarankan agar motif tersebut segera didaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)-nya agar menjadi identitas unik Bojonegoro.

‎Lokasi ketiga yang dikunjungi adalah kawasan Biodiversity Hutan Jati di Kecamatan Bubulan, yang menyimpan kekayaan flora khas kawasan tropis kering.

‎Selanjutnya, tim menuju destinasi penutup, yakni Negeri Atas Angin di Desa Deling, Kecamatan Sekar.

‎Destinasi Negeri Atas Angin dinilai memiliki daya tarik visual dan naratif yang kuat.

‎Didik, penggagas wisata tersebut, menyebutkan bahwa tempat ini tak hanya menyajikan panorama alam perbukitan, tetapi juga menyimpan kisah legenda yang berkembang di masyarakat, yakni tentang Bukit Cinta.

‎“Konon, di sinilah seorang raja dan putri saling mengucap janji cinta. Mitosnya, siapa yang ingin berjodoh harus mengucap ‘Cinta Berkeluarga’ di Bukit Cinta. Sudah ada 21 pasangan yang berhasil menemukan jodohnya di sini,” jelas Didik, disambut tawa para pengunjung.

‎Kunjungan ini menjadi salah satu rangkaian penting dalam proses revalidasi status Geopark Bojonegoro sebagai bagian dari Geopark Nasional.

‎Selain menilai potensi geologis, tim VGN juga mencermati unsur budaya, ekonomi kreatif, serta partisipasi masyarakat sebagai faktor penting dalam pengembangan geopark berkelanjutan. (Az)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *