‎Talkshow Pemkab Bojonegoro, Jangan Sepelekan Kesehatan Telinga

BOJONEGOROtimes.Id – Kesehatan telinga sering kali disepelekan, padahal perannya sangat vital bagi manusia. Bukan sekadar indra pendengaran, telinga juga memegang kunci keseimbangan tubuh. Hal menarik ini menjadi fokus utama dalam talkshow SAPA! di Malowopati FM pada Rabu, 23 April 2025.

‎Talkshow yang diinisiasi oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bojonegoro bekerja sama dengan RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro ini menghadirkan dr. Sucipto, Sp. THT-KL, seorang dokter spesialis THT dari rumah sakit tersebut.

‎Dalam diskusi yang berlangsung, dr. Sucipto menekankan betapa besar peran telinga dalam kehidupan. Selain fungsi pendengaran, telinga juga krusial dalam menjaga keseimbangan tubuh.

‎Sayangnya, banyak orang cenderung mengabaikan berbagai gangguan telinga, mulai dari telinga berdenging (tinnitus), sensasi penuh, nyeri, hingga keluarnya cairan. Bahkan, tak sedikit yang mengira cairan tersebut hanyalah sisa air mandi.

‎”Seseorang pasti merasa tidak nyaman ketika ada sensasi basah di telinga. Kondisi telinga yang sehat itu kering. Jika ada cairan berbau yang keluar dari telinga, ini jelas perlu diperiksa karena berbeda dengan air mandi yang biasanya jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau,” jelas dr. Sucipto.

‎Lebih lanjut, dr. Sucipto menerangkan bahwa secara alami, telinga memiliki mekanisme untuk mendorong dan mengeluarkan kotorannya sendiri, sehingga telinga akan tetap kering dan bersih. “Berhati-hatilah saat memasukkan benda apa pun ke dalam lubang telinga,” imbaunya.

‎Masyarakat perlu memahami bahwa ada dua kemungkinan sumber keluarnya cairan dari telinga: dari luar gendang telinga dan dari dalam gendang telinga. Cairan yang berasal dari luar gendang telinga umumnya menimbulkan rasa sakit tetapi cenderung tidak berbahaya.

‎Sementara itu, jika cairan keluar dari dalam gendang telinga, ini mengindikasikan bahwa gendang telinga kemungkinan tidak utuh dan terdiagnosis otitis media, yaitu peradangan pada telinga bagian tengah akibat infeksi bakteri.

‎Otitis media lebih sering menyerang anak-anak dibandingkan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh struktur tuba eustachius pada anak-anak yang lebih pendek dan posisinya lebih horizontal. Salah satu gejala otitis media pada anak-anak adalah demam.

‎Kendati demikian, dr. Sucipto meyakinkan masyarakat untuk tidak panik berlebihan. Penyakit telinga berair pada dasarnya dapat disembuhkan. Namun, keberhasilan pengobatan sangat bergantung pada stadium penyakit saat pasien datang untuk pemeriksaan atau berobat.

‎Adapun tahapan perkembangan penyakit telinga tersebut meliputi:

‎Oklusi: Tahap awal dengan gejala rasa kurang nyaman pada telinga.

‎Nyeri dan gendang telinga berwarna merah: Tahap peradangan yang lebih lanjut.

‎Gendang telinga berlubang dan mengeluarkan cairan: Tahap infeksi yang telah menyebabkan kerusakan pada gendang telinga.

‎Dr. Sucipto juga menambahkan bahwa faktor lain yang dapat menyebabkan keluarnya cairan dari telinga adalah infeksi jamur. Kondisi ini sering kali dipicu oleh kesalahan dalam penggunaan obat, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

‎”Oleh karena itu, mari kita terus jaga kesehatan, terapkan pola hidup sehat, lindungi pendengaran kita, dan jangan pernah menyepelekan masalah pada telinga,” pesannya menutup talkshow. (Az)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *