Sedekah Bumi Warga Kepohkidul, Tradisi Syukur Panen dan Pelestarian Budaya

BOJONEGOROtimes.Id – Sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil bumi yang berlimpah, masyarakat Desa Kepohkidul, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, menggelar tradisi tahunan sedekah bumi di kediaman Kepala Desa setempat, Minggu (8/10/2025).

‎Kegiatan adat yang sarat makna spiritual dan kebersamaan ini dihadiri oleh Kepala Desa Kepohkidul beserta perangkatnya, tokoh masyarakat, dan ratusan warga dari berbagai dusun.

‎Suasana berlangsung khidmat saat acara diawali dengan doa bersama untuk para leluhur serta keluarga yang telah meninggal dunia.

‎Usai doa bersama, warga melanjutkan dengan tradisi kenduri dan pembagian makanan serta kue khas desa.

‎Rangkaian acara kemudian ditutup dengan hiburan rakyat berupa pertunjukan langen tayub yang menambah semarak suasana kebersamaan.

‎Kepala Desa Kepohkidul, Samudi, menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya atas dukungan seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

‎“Alhamdulillah, atas nama Pemerintah Desa Kepohkidul kami mengucapkan terima kasih kepada panitia dan seluruh warga yang telah menyukseskan acara ini. Semoga tahun depan kegiatan ini bisa terlaksana lebih meriah dan bermanfaat lagi,” ungkapnya.

‎Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana yang juga Kaur Kesra, Pramuji, menjelaskan bahwa sedekah bumi memiliki tujuan penting untuk melestarikan budaya dan kearifan lokal.

‎“Tradisi ini kami laksanakan setiap tahun sesuai perhitungan hari pasaran dan bulan Jawa. Selain bentuk syukur, ini juga menjadi cara kami menjaga warisan leluhur agar tidak hilang dan bisa terus dikenal oleh generasi mendatang,” ujarnya.

‎Salah satu tokoh masyarakat, Haji Sapar, menambahkan bahwa sedekah bumi bukan sekadar upacara adat, melainkan bentuk rasa syukur dan doa untuk keselamatan bersama.

‎“Maknanya adalah uri-uri kabudayan, mensyukuri panen dan memohon keselamatan bagi seluruh warga desa. Mugi tansah pinaringan slamet saking Gusti Allah SWT,” tuturnya penuh harap.

‎Tradisi sedekah bumi atau nyadran yang digelar setiap tahun ini tidak hanya menjadi simbol pelestarian adat, tetapi juga mempererat silaturahmi dan kebersamaan antarwarga Desa Kepohkidul. (*)