BOJONEGOROtimes.Id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang sebagai langkah meningkatkan kualitas gizi anak sekolah justru menimbulkan kekecewaan mendalam di TK Dharma Wanita Jamberejo 1, Kecamatan Kedungadem, Bojonegoro.
Alih-alih disambut dengan antusias, pelaksanaan perdana program ini justru menuai protes keras dari para wali murid.
Mereka menilai makanan yang disajikan tidak layak konsumsi.
Narti, salah satu wali murid, mengungkapkan rasa kecewanya. Ia menyebut lauk ayam yang dibagikan masih berbau amis seakan tidak dicuci dengan benar.
Kondisi semakin diperparah dengan sayur yang hambar dan terasa mentah.
“Rasanya tidak jelas. Tidak asin, tidak gurih, pokoknya tidak enak. Anak-anak pun enggan makan, bahkan kalau dipaksa bisa muntah,” tegasnya, Senin (22/9/2025).
Orang tua pun mempertanyakan keseriusan pihak penyelenggara. Menurut mereka, program bergizi gratis seharusnya mengutamakan kualitas bahan dan pengolahan, bukan sekadar menggugurkan kewajiban.
Jika kondisi ini dibiarkan, tujuan mulia untuk meningkatkan gizi anak justru bisa berubah menjadi bumerang.
Alih-alih sehat, anak-anak malah terancam enggan makan di sekolah.
Kekecewaan makin dalam karena momen ini adalah debut program MBG di TK Dharma Wanita Jamberejo 1.
Alih-alih mencatat awal yang baik, pelaksanaan justru meninggalkan kesan buruk di mata orang tua.
Mereka mendesak evaluasi menyeluruh segera dilakukan. Publik menaruh harapan besar pada program ini, bukan sekadar seremoni tanpa dampak nyata.
“Kalau memang niat memberi makanan sehat, kualitas harus benar-benar dijaga. Jangan main-main, karena taruhannya adalah anak-anak,” tambah Narti.
Peristiwa ini menjadi peringatan keras bahwa program makan bergizi gratis tidak boleh hanya berhenti pada slogan.
Pemerintah dan penyelenggara harus menjamin standar gizi, rasa, dan higienitas demi masa depan generasi penerus bangsa. (*)