BOJONEGOROtimes.Id – Desa Kedungsari, Kecamatan Temayang yang dikenal sebagai desa berwawasan budaya dan seni, terus berkreasi menciptakan ide-ide baru untuk tetap melestarikan kearifan lokal budaya, seni, wisata, ekonomi dan kerajinan. Batik, seni pertunjukan, dan Bendungan Gongseng menjadi salah satu objek serta instrument penting yang telah dimiliki Desa Kedungsari.
Dari arah utara tak jauh sebelum pertigaan Bendungan Gongseng jalur provinsi Bojonegoro-Nganjuk, di Desa Kedungsari kanan jalan nampak sebuah rest area yang memiliki area luas yang dilengkapi dengan fasilitas lengkap seperti lahan parkir, toilet, stand UKM produk-produk unggulan, juga sebuah panggung theater seni pertunjukan yang diproyeksikan menjadi daya tarik masyarakat luas untuk berwisata, atau pun hanya sekedar singgah.
Penjabat (Pj) Bupati Bojonegoro, Adriyanto meresmikan sanggar seni ‘Mustika Sari’ bertempat di rest area Desa Kedungsari Kecamatan Temayang, pada Minggu (02/02/2025).
Peresmian tersebut juga menjadi momentum debut pertunjukan ketoprak sanggar Mustika Sari dengan lakon ‘Sukma Swasti’ yang dipelopori oleh seniman muda lokal pengrajin batik alumni ISI Solo, Seto (sapaan akrab).
Menurut Seto, naskah ketoprak ini ditulis sendiri olehnya yang diperankan oleh seniman lokal dan diiringi alunan campursari karawitan ‘Sekar Sari Kencana Laras’ Desa Kedungsari. “Lakon Sukma Swasti ini saya persembahkan untuk Pj Bupati Adriyanto dan Ibu Dian Adiyanti Sukmadewi menjelang akhir masa pengabdian beliau di Bojonegoro.” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Desa Kedungsari, Alamudi mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya bisa mewujudkan apa yang menjadi impian warga Desa Kedungsari dan masyarakat luas, mulai dari terciptanya rest area yang kini telah di lengkapi dengan sanggar seni budaya “Mustika Sari”.
“Hal ini menjadi tugas kita bersama untuk tetap nguri-nguri budaya agar tetap lestari,” ucapnya.
Alamudi menuturkan, dengan adanya panggung dan sanggar Mustika Sari ini, diharapkan setiap malam Minggu ada pertunjukan, sehingga masyarakat menonton dan membeli produk-produk UMKM dan IKM.
Ia berharap dapat terus bekelanjutan, dimana di Desa Kedungsari ada sebuah Bendungan Gongseng dan di Desa Kedungsumber ada Waduk Pacal, yang bisa dikembangkan menjadi objek wisata.
“Semoga rest area ini bisa menjadi alternatif transit wisata, kami sudah gagas bersama pak camat, wisatawan yang mau berkunjung ke Bendungan Gongseng dan Waduk Pacal nanti kami sediakan transportasi tempoe doeloe yaitu naik cikar (pedati),” terang Kades.
Pj Bupati Bojonegoro mengapresiasi apa yang menjadi gagasan serta ide-ide kreatif, hingga menghasilkan sebuah karya yang inovatif dan luar biasa dari masyarakat Desa Kedungsari.
“Ini bisa menjadi contoh bagi kecamatan yang lain, jadi tidak hanya ada di Kecamatan Temayang, tapi harapan saya juga kecamatan dan Desa yang lain bisa melakukan hal yang sama,” ujarnya.
Lanjut Adriyanto, hadirnya panggung pertunjukan dan sanggar seni ini selain untuk menghibur, masyarakat juga bisa menikmati apa yang telah disajikan oleh pelaku usaha, membangun UKM dan menikmati hasil dari usahanya.
“Mudah-mudahan potensi yang ada di Desa Kedungsari ini dapat terus semakin maju, tentu dibutuhkan peran kolaboratif antara Pemerintah Kabupaten, Desa, dan masyarakat turut serta membangun apa yang kita harapkan, baik membangun keseniannya, juga membangun warisan budaya batiknya,” tandas Adriyanto.
Nampak Pj Bupati Adriyanto bersama didampingi istri, Asisten III Ninik Susmiati, Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Budiyanto, gayeng menikmati pertunjukan ketoprak yang juga dihadiri bintang tamu pelawak legend Kirun hingga pertunjukan usai. (Az)