BOJONEGOROtimes.Id – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro terus menunjukkan keseriusannya dalam meningkatkan kesejahteraan petani.
Salah satunya melalui kegiatan pembinaan Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) dan Gabungan HIPPA (GHIPPA) yang digelar di Balai Desa Ngradin, Kecamatan Padangan, pada Rabu, 25 Juni 2025.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPU SDA) tersebut diikuti oleh perwakilan 34 desa dari wilayah Kecamatan Padangan, Ngraho, dan Tambakrejo.
Setiap desa mengirimkan kepala desa beserta dua orang pengurus HIPPA untuk mengikuti pembinaan ini.
Camat dari masing-masing kecamatan serta unsur Forkopimca turut hadir untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam pengelolaan sumber daya air.
Kepala DPU SDA Bojonegoro dalam laporannya memaparkan bahwa Kabupaten Bojonegoro memiliki potensi besar di bidang pengairan dengan total 136 daerah irigasi.
Namun, potensi tersebut dinilai perlu dioptimalkan melalui penguatan ekonomi dan pengelolaan sumber daya air yang lebih baik.
Untuk mengatasi sejumlah kendala, pihak DPU SDA juga menghadirkan narasumber dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
Salah satu isu yang menjadi sorotan adalah terkait perizinan pemanfaatan air Bengawan Solo yang hingga kini masih terhambat proses administrasinya.
Selain itu, keluhan masyarakat terkait normalisasi embung juga turut dibahas.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah menyampaikan arahan sekaligus pesan dari Bupati Bojonegoro.
Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah berkomitmen penuh untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui berbagai program konkret, salah satunya adalah peningkatan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi sektor pertanian secara berkelanjutan.
”Kami ingin petani di Bojonegoro semakin sejahtera. Maka, pengelolaan air irigasi harus terus kita benahi agar hasil pertanian bisa meningkat dan merata di semua wilayah,” ujarnya.
Wakil Bupati juga menyampaikan bahwa saat ini Bojonegoro menempati peringkat ketiga di Jawa Timur dalam hal produktivitas panen, meskipun luas lahan pertaniannya lebih besar dibanding beberapa daerah lain.
Oleh sebab itu, penataan irigasi dari hulu ke hilir, serta optimalisasi peran HIPPA, menjadi sangat penting.
Diharapkan melalui kegiatan pembinaan ini, para petani dan pengurus HIPPA dapat lebih efektif dalam mengelola sumber daya air, sehingga berimbas pada peningkatan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan daerah.
Pada akhirnya, program ini diharapkan mampu mendorong kemajuan pertanian sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh di Kabupaten Bojonegoro. (Az)