MALANG – Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bojonegoro, Cantika Wahono, tampil sebagai narasumber dalam Festival Mbois 10 (FM X) yang digelar di Malang Creative Center (MCC).
Acara ini merupakan edisi ke-10 dari festival kreatif terbesar di Malang Raya, yang sejak 2016 menjadi ajang kolaborasi lintas sektor sekaligus perayaan para pelaku industri kreatif lokal.
Dengan mengusung tema “Creative City” dan tagline “Celebrating a Decade of Innovation”, FM X menjadi momentum refleksi serta akselerasi ekosistem kreatif di Malang Raya.
Festival ini juga berkolaborasi dengan Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025, yang berlangsung pada 6–10 November 2025 mengangkat tema “Nusantaraya: Dari Malang Raya untuk Nusantara”.
ICCF 2025 merupakan ajang pertemuan nasional bagi jejaring kota dan kabupaten kreatif se-Indonesia, melibatkan unsur pemerintah, dunia usaha, akademisi, komunitas, dan media.
Beragam agenda menarik turut disajikan, mulai dari Kongres ICCN, Konferensi Internasional, Tur Kota, hingga Festival Nusantaraya, yang menjadi ruang besar bagi kolaborasi, inovasi, dan promosi potensi daerah.
Dalam sesi paparannya, Cantika Wahono memperkenalkan ragam batik khas Bojonegoro yang sarat makna filosofi, muatan lokal, dan nilai sejarah.
Ia juga mengenalkan potensi wisata unggulan Bojonegoro seperti Kayangan Api Abadi, Teksas Wonocolo, serta Negeri Atas Angin, disertai kriya berbahan kayu jati yang memiliki nilai seni tinggi.
Tak lupa, ia mempromosikan kuliner khas seperti serabi, nasi gulung, dan sambel ale.
Cantika menegaskan bahwa setiap karya kreatif memiliki tantangan sekaligus peluang.
Salah satu tantangan yang dihadapi saat ini adalah arus modernisasi, sehingga keterlibatan generasi muda sangat penting.
“Di Bojonegoro sudah ada Komunitas Ekonomi Kreatif, yang terus kami dorong agar mampu bersaing dari sisi kualitas, desain, hingga pemasaran,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya perlindungan hak cipta, karena setiap motif batik lahir dari proses kreatif dan nilai seni yang tinggi.
“Beberapa produk kriya kami sudah menembus pasar ekspor. Tantangannya memang besar, tapi peluangnya juga luas. Dekranasda Bojonegoro terus membangun kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku industri kreatif,” tuturnya, Sabtu (8/11/2025).
Lebih lanjut, Cantika menambahkan bahwa Dekranasda Bojonegoro berkomitmen untuk fokus pada peningkatan kualitas wastra, terutama batik yang mengangkat filosofi alam dan kearifan lokal seperti motif daun jati, salak, padi, dan tempat wisata Bojonegoro.
“Selain pelatihan untuk anak muda, kami juga rutin menggelar Lomba Desain dan Motif Batik, serta Event Tahunan Wastra Batik Festival. Kami ingin generasi muda terlibat tidak hanya di bidang kriya dan wastra, tetapi juga di sektor ekonomi kreatif lain sebagai bagian dari ekosistem yang utuh,” pungkasnya. (Prokopim)












Bojonegorotimes.id adalah media online berbasis di Bojonegoro, serta fokus pada pemberitaan di wilayah Bojonegoro dan sekitarnya. Sejak awal,