‎Sunan Bejagung, Jejak Dakwah dan Karomah di Bumi Tuban

TUBAN – Di pesisir utara Jawa Timur, tepatnya di Kabupaten Tuban, tersemayam seorang tokoh penting dalam penyebaran agama Islam di Nusantara: Sunan Bejagung.

‎Meskipun namanya mungkin tidak sepopuler anggota Walisongo lainnya, jejak dakwah dan karomah beliau tetap lestari dalam ingatan masyarakat setempat dan menjadi bagian penting dari khazanah sejarah Islam di Indonesia.

‎Nama Sunan Bejagung adalah Sayyid Abdullah Asy’ari bin Sayyid Jamaluddin Kubro.

‎Menurut keterangan dari Syekh Abu Al-Fadl (Mbah Ndol), beliau adalah adikSayyid Maulana Ibrahim Asmoroqondi (ayah Sunan Ampel atau kakek Sunan Bonang).

‎Sayyid Abdullah Asy’ari bermukim di Bejagung Tuban, setelah wafat di makamkan di Desa Bejagung, Kecamatan Semanding (2 Km kearah selatan kota Tuban) yang sekarang disebut Sunan Bejagung.

‎Sunan Bejagung dipercaya memiliki peran sentral dalam mengislamkan wilayah Bejagung dan sekitarnya di Tuban.

‎Metode dakwah beliau diyakini dilakukan secara damai dan persuasif, menyesuaikan dengan kearifan lokal dan budaya masyarakat setempat.

‎Sunan Bejagung tidak hanya menyampaikan ajaran agama secara lisan, tetapi juga melalui teladan perilaku dan pendirian pesantren sebagai pusat pendidikan Islam.

‎Keberadaan pesantren yang didirikan oleh Sunan Bejagung menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk belajar tentang Islam.

‎Sebagaimana tokoh-tokoh sufi dan ulama besar lainnya, Sunan Bejagung juga dikenal memiliki sejumlah karomah atau kelebihan spiritual.

‎Kisah-kisah mengenai karomah beliau banyak beredar di kalangan masyarakat Tuban dan menjadi bagian dari folklore yang diwariskan dari generasi ke generasi.

‎Beberapa riwayat menceritakan tentang kemampuan beliau menyembuhkan penyakit, mendatangkan air di tempat kering, atau bahkan melakukan perjalanan spiritual dalam waktu singkat.

‎Karomah dalam tradisi Islam seringkali dipandang sebagai anugerah Allah SWT kepada hamba-Nya yang saleh dan berjuang di jalan-Nya.

‎Kompleks makam beliau menjadi salah satu destinasi ziarah yang ramai dikunjungi oleh masyarakat, terutama pada hari-hari tertentu.

‎Para peziarah datang untuk mendoakan Sunan Bejagung, mengenang jasa-jasa dakwahnya, dan mencari keberkahan.

‎Selain makam, beberapa peninggalan yang dikaitkan dengan Sunan Bejagung juga masih dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat setempat.

‎Benda-benda tersebut menjadi saksi bisu keberadaan dan pengaruh beliau di masa lalu.

‎Meskipun zaman terus berubah, nilai-nilai dakwah Sunan Bejagung yang mengedepankan kedamaian, kearifan lokal, dan pendidikan tetap relevan hingga kini.

‎Masyarakat Tuban dan sekitarnya terus berusaha melestarikan nilai-nilai tersebut melalui berbagai kegiatan keagamaan, pendidikan, dan pelestarian tradisi. (Az)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *