Perkuat Mitigasi Bencana, Wabup Bojonegoro Kukuhkan 230 Relawan KSB

BOJONEGOROtimes.Id – Upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana terus diperkuat Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.

‎Secara geografis, wilayah ini memiliki dua karakter berbeda: bagian utara yang dilintasi Sungai Bengawan Solo rentan terhadap banjir luapan, sementara kawasan selatan yang berbukit kerap dilanda banjir bandang dan longsor.

‎Selain itu, kekeringan, angin puting beliung, serta kebakaran masih menjadi ancaman rutin setiap tahun.

‎Sebagai langkah mitigasi, Pemkab mengembangkan Kampung Siaga Bencana (KSB) sebagai sarana perlindungan berbasis masyarakat, memanfaatkan sumber daya lokal untuk memperkuat pencegahan sekaligus penanganan bencana.

‎Empat kecamatan, Ngraho, Kalitidu, Malo, dan Trucuk, yang berada di sepanjang aliran Bengawan Solo ditetapkan sebagai wilayah prioritas, mengingat tingginya risiko banjir di musim penghujan dan kekeringan saat kemarau.

‎Menindaklanjuti sosialisasi pembentukan KSB yang dilakukan Februari 2025, Dinas Sosial Bojonegoro resmi menyelenggarakan Pengukuhan dan Bimbingan Teknis (Bimtek) KSB Tahun 2025–2028, Senin (17/11/2025), di Balai Desa Pungpungan, Kecamatan Kalitidu.

‎Agenda ini digelar untuk meningkatkan kompetensi anggota KSB melalui pelatihan dan simulasi penanganan bencana.

‎Kepala Dinas Sosial Bojonegoro, Agus Setyo Hardiyanto, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut bertujuan memperkuat kemampuan, pemahaman, serta kesiapsiagaan anggota KSB dalam menjalankan tugas-tugas penanggulangan bencana di wilayah masing-masing.

‎Ia menegaskan pentingnya peran aktif masyarakat sebagai garda terdepan ketika bencana terjadi.

‎Kegiatan pengukuhan diikuti 75 peserta, sedangkan Bimtek di masing-masing KSB melibatkan total 230 anggota dari Kecamatan Kalitidu, Malo, Trucuk, dan Ngraho.

‎Narasumber berasal dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur dan Tagana Bojonegoro sebagai fasilitator lapangan.

‎Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, yang memimpin pengukuhan menegaskan harapannya agar KSB menjadi motor penggerak kemandirian desa dalam menghadapi situasi darurat.

‎Ia mencontohkan bahwa Bojonegoro selalu berhadapan dengan dua ekstrem: kelebihan air yang memicu banjir dan kekurangan air yang menyebabkan kekeringan.

‎“Tim KSB ini dibentuk agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat. Ketika ada bencana, saya berharap tim bergerak sedini mungkin. Setelah dikukuhkan, saya meminta semuanya benar-benar bekerja,” ujar Wabup.

‎Dalam arahannya, Nurul Azizah juga mengajak seluruh anggota untuk bekerja tulus bersama masyarakat.

‎“Ini adalah amanah. Dari sekian banyak orang, panjenengan yang terpilih. Mari kita berikhtiar membangun desa. Semoga Bojonegoro semakin aman, bahagia, makmur, dan membanggakan,” tuturnya. (Peokopim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *