‎Lamongan Darurat Pendidikan, Ribuan Anak Putus Sekolah, Brondong Terparah

LAMONGAN – Kabupaten Lamongan tengah diterpa krisis pendidikan serius. Data terbaru Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan mengungkap ribuan Anak Tidak Sekolah (ATS) tersebar di berbagai kecamatan, menjadi ancaman nyata bagi masa depan daerah.

‎Dari 27 kecamatan, sepuluh di antaranya masuk daftar hitam penyumbang ATS terbanyak.

‎Kecamatan Brondong menduduki peringkat teratas dengan 735 anak, disusul Paciran 700 anak, dan Babat 682 anak.

‎Tak berhenti di situ, Kecamatan Laren (537 anak), Sekaran (424 anak), Maduran (382 anak), Solokuro (342 anak), Kedungpring (295 anak), Sugio (290 anak), hingga Kecamatan Lamongan sendiri (254 anak) turut memperparah krisis ini.

‎Ironisnya, lonjakan angka ATS terjadi bersamaan dengan peluncuran program Aksi Biru (Anak Tidak Sekolah Kembali Sekolah Melalui Bakti Insan Guru) oleh Pemkab Lamongan pada Selasa (5/8/2025) di Aula Gajah Mada.

‎Program ini digadang-gadang menjadi solusi, namun fakta di lapangan menunjukkan persoalan sudah terlanjur mengakar.

‎Sekretaris Daerah Kabupaten Lamongan, Moh Nalikan, mengakui kondisi ini adalah “bom waktu” bagi daerah.

‎“Kalau banyak yang tidak sekolah, beberapa tahun ke depan Lamongan akan menurun, baik dari sisi pendidikan maupun ekonomi,” tegasnya.

‎Fenomena ini menjadi alarm keras bagi semua pihak. Jika tidak ada langkah darurat dan konsistensi kebijakan, generasi emas Lamongan bisa terancam berubah menjadi generasi hilang. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *