Kolaborasi Jadi Kunci, Bupati Jawab Pandangan Fraksi DPRD Bojonegoro

BOJONEGOROtimes.Id – Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Bojonegoro yang digelar Rabu, 9 Juli 2025, menjadi ajang strategis bagi Bupati Setyo Wahono dalam menjawab seluruh pandangan umum fraksi-fraksi terkait Rancangan Perubahan APBD (P-APBD) Tahun Anggaran 2025.

‎Dalam pidatonya, Bupati Wahono menyampaikan apresiasi terhadap kritik dan saran yang disampaikan legislatif.

‎Ia menilai hal itu sebagai wujud kemitraan yang sehat antara eksekutif dan DPRD, demi mendorong pembangunan Bojonegoro yang merata, berkelanjutan, dan berkeadilan.

‎Terkait sumber pendapatan daerah, Wahono secara lugas mengakui dominasi dana transfer pusat dalam struktur APBD Bojonegoro.

‎Namun, ia menegaskan bahwa Pemkab tidak tinggal diam. Sejumlah upaya telah diluncurkan guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), di antaranya:

‎- Intensifikasi dan ekstensifikasi pajak serta retribusi daerah.

‎- Digitalisasi sistem pembayaran.

‎- Optimalisasi aset dan BUMD.

‎- Pemanfaatan teknologi informasi untuk efisiensi pengelolaan keuangan.

‎- Peningkatan kapasitas SDM aparatur pajak.

‎“Dengan reformasi sistem yang transparan dan akuntabel, potensi PAD kita sangat besar untuk tumbuh pesat dalam waktu dekat,” ujar Wahono optimistis.

‎Soal belanja daerah, Bupati menegaskan bahwa pengalokasian anggaran telah dirancang sejalan dengan kebijakan nasional dan dokumen perencanaan daerah, seperti RKPD dan RPJMD 2025–2029.

‎Ia memastikan setiap rupiah anggaran difokuskan untuk kegiatan produktif yang dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.

‎“Kita tidak ingin ada program yang hanya bagus di atas kertas. Fokus kita adalah dampak nyata bagi warga,” tegasnya.

‎Mengenai pembiayaan, Wahono menjelaskan bahwa penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) dilakukan secara selektif dan berdasarkan hasil audit resmi BPK.

‎Prinsip kehati-hatian dan akuntabilitas tetap menjadi pegangan utama.

‎Program “Masak, Makan Bersubsidi” juga menjadi sorotan.

‎Wahono menyampaikan bahwa pemerintah akan membentuk Satuan Pelayanan Terpadu agar program ini berjalan optimal.

‎Tak hanya itu, jangkauan edukasi ke masyarakat juga diperluas, bekerja sama dengan koperasi, pelaku UMKM, dan pasar tradisional guna menekan inflasi melalui pembagian bibit, operasi pasar, dan kampanye gizi.

‎Dalam bidang pembangunan desa, Bupati menyambut baik dorongan DPRD agar ada pengawasan lintas sektor.

‎Ia menegaskan keterlibatan masyarakat sipil serta lembaga independen akan dioptimalkan untuk menghindari tumpang tindih program dan mencegah potensi penyimpangan.

‎Menutup jawabannya, Bupati Setyo Wahono menanggapi sorotan soal lambannya realisasi program.

‎Ia menjamin Pemkab akan melakukan percepatan secara menyeluruh, dengan menjunjung prinsip integritas, efisiensi, dan efektivitas.

‎“Kami sadar bahwa masyarakat menanti hasil, bukan janji. Maka dari itu, komitmen kami adalah menyelenggarakan pemerintahan yang bekerja, bukan sekadar merencanakan,” tandasnya.

‎Ia pun mengajak seluruh anggota DPRD untuk terus memperkuat kolaborasi, demi satu tujuan besar: kesejahteraan rakyat Bojonegoro. (Az)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *