BOJONEGOROtimes.Id – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program-program berwawasan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Hal ini tercermin dari pertemuan antara Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, dengan perwakilan Alas Institute dan Lingkar Pandan Foundation yang berlangsung pada Jum’at, 20 Juni 2025, di Ruang Batik Madrim, Kantor Pemkab Bojonegoro.
Pertemuan tersebut menjadi ajang untuk memperkuat kerja sama, menyelaraskan program, dan merumuskan rekomendasi kolaboratif di bidang konservasi alam serta pengembangan potensi wisata lokal.
Dalam kesempatan itu, Direktur Alas Institute, Achmad Danial Abidin, memaparkan secara menyeluruh kondisi lingkungan di Kabupaten Bojonegoro.
Ia menyoroti tantangan besar yang masih dihadapi, meskipun hampir separuh dari total luas wilayah Bojonegoro merupakan kawasan hutan.
Permasalahan seperti penggunaan lahan yang tidak sesuai ekosistem, pembuangan sampah ke sungai, serta kebiasaan berburu satwa liar disebut sebagai ancaman nyata terhadap keberlangsungan lingkungan.
Menanggapi hal itu, Bupati Setyo Wahono menyampaikan apresiasinya atas perhatian dari kedua lembaga tersebut.
“Bencana alam seperti banjir dan longsor menjadi persoalan serius di sejumlah wilayah, terutama daerah yang mengalami ketimpangan pasokan air,” katanya.
Upaya pemanfaatan sumber air secara lebih optimal pun dinilai sangat diperlukan.
Bupati juga menjelaskan langkah-langkah yang telah ditempuh pemerintah daerah, termasuk kerja sama dengan Perhutani dalam penanganan kawasan hutan, serta koordinasi dengan BBWS untuk normalisasi sungai yang mengalami pendangkalan.
”Pemkab Bojonegoro juga telah memulai program penanaman pohon buah di sekitar bantaran sungai, sebagai bagian dari solusi ramah lingkungan dan bernilai ekonomi bagi masyarakat,” terang Bupati.
Terkait pengelolaan air, Dinas PU SDA Kabupaten Bojonegoro juga tengah merencanakan pembangunan embung untuk mendukung ketahanan air dan mencegah kerusakan lahan yang lebih parah.
Pada sektor pariwisata, Setyo Wahono menilai kawasan hutan seperti Gunung Pandan dan Banyukuning menyimpan potensi besar untuk dikembangkan.
Ia menyebutkan bahwa wilayah hutan memiliki daya tarik tersendiri dan perlu ditata agar mendukung pengembangan wisata sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Penemuan situs sejarah di kawasan Gunung Pandan juga disebut menjadi daya tarik tambahan bagi wisata budaya.
”Pemkab Bojonegoro sendiri telah menyusun rencana induk pengembangan kawasan wisata yang mencakup sejumlah destinasi unggulan seperti Kayangan Api, Gondang, dan Temayang,” ungkapnya.
Bupati berharap keterlibatan lembaga seperti Alas Institute bisa menjadi katalisator dalam memperkuat edukasi lingkungan dan mendorong partisipasi masyarakat untuk menciptakan keseimbangan antara pelestarian alam dan peningkatan kesejahteraan.
Dengan terbukanya ruang kolaborasi ini, Setyo Wahono menegaskan bahwa Pemkab Bojonegoro siap memperbaiki tata kelola lingkungan dan meminimalisasi risiko bencana, demi mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan masyarakat yang mandiri. (Az)