BOJONEGOROtimes.Id – Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya migas yang berkelanjutan dan adil bagi generasi mendatang, dalam sebuah lokakarya yang diadakan oleh Bojonegoro Institute bekerja sama dengan Ford Foundation, pada Rabu (12/03/2025).
Lokakarya ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan kolaborasi antar pihak dalam pengelolaan pendapatan migas, serta membuka ruang partisipasi dalam pembentukan Dana Abadi Daerah.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Wahono menyampaikan keprihatinannya terhadap angka kemiskinan di Bojonegoro yang masih tinggi, meskipun daerah ini memiliki kontribusi signifikan terhadap produksi minyak nasional.
Ia menyoroti perlunya strategi jangka panjang untuk memastikan bahwa kekayaan migas dapat dinikmati oleh generasi mendatang dan tidak hanya habis dalam waktu singkat.
“Dengan potensi migas yang kita miliki, kita harus berpikir bagaimana cara mengelola dan menikmatinya untuk anak cucu kita,” ujar Bupati Wahono.
Ia juga mengungkapkan bahwa meskipun Bojonegoro menyumbang 25% kebutuhan minyak nasional dan akan menerima Dana Bagi Hasil (DBH) sekitar 2,6 triliun rupiah pada tahun 2025, angka kemiskinan di daerahnya masih menjadi tantangan.
Bupati Wahono mengajak semua pihak untuk konsisten dalam menabung dan mempersiapkan generasi masa depan. Ia juga mengharapkan dukungan dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan pihak lain dalam merencanakan penggunaan DBH migas.
“Harapan kami, dengan pemasukan DBH pada tahun ke-5 minimal 1,5 triliun rupiah, APBD kami dapat tetap stabil,” katanya.
Menyadari bahwa sumber daya migas adalah sumber daya yang tidak terbarukan, Bupati Wahono menegaskan komitmennya untuk menyiapkan strategi jangka panjang agar Bojonegoro tidak mengalami kemiskinan di masa depan. (Az)