BOJONEGOROtimes.Id – Pada hari Kamis, 15 Mei 2025, Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, menerima kunjungan dari Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET) di Ruang Batik Madrim.
Pertemuan ini berfokus pada upaya optimalisasi potensi minyak dan gas (Migas) serta energi terbarukan di Bojonegoro.
Selain itu, diskusi juga mencakup pengelolaan sumur minyak tua dan langkah-langkah untuk mengatasi dampak lingkungan yang mungkin timbul.
Audiensi ini dihadiri oleh Sekretaris Jenderal ADPMET beserta timnya, Kepala Bagian Perekonomian Bojonegoro, Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Bojonegoro, dan Direktur PT ADS, yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Bojonegoro.
Pertemuan ini bertujuan utama untuk mempererat hubungan antara Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan ADPMET.
ADPMET juga memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan informasi mengenai kegiatan-kegiatan mereka, termasuk Musyawarah Nasional (Munas) yang diadakan setiap lima tahun dan akan diselenggarakan di Jakarta, kegiatan bimbingan teknis tahunan, serta program-program lainnya.
ADPMET secara khusus mengundang Bupati Setyo Wahono untuk menghadiri Munas tersebut.
ADPMET, yang didirikan pada tahun 2001, merupakan sebuah organisasi yang beranggotakan 21 provinsi, 60 kabupaten, 7 kota, dan sejumlah BUMD.
Pembentukan asosiasi ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah-wilayah penghasil Migas.
Dalam audiensi tersebut, masalah pengelolaan sumur minyak tua menjadi salah satu perhatian utama.
Pemerintah daerah berharap dapat memiliki peran yang lebih aktif dalam pengelolaan sumur-sumur tua ini, dengan tujuan untuk memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat.
Bupati Setyo Wahono menekankan betapa pentingnya peran ADPMET dalam memperjuangkan hak dan aspirasi daerah, terutama terkait pemanfaatan sumber daya alam demi kesejahteraan masyarakat.
Lebih lanjut, Bupati Setyo Wahono menyoroti tanggung jawab daerah terhadap isu-isu lingkungan, yang menurutnya memiliki kaitan erat dengan kesejahteraan masyarakat.
Ia mengingatkan tentang tantangan peningkatan suhu udara dan penurunan kualitas air yang dihadapi oleh Bojonegoro.
“Pencemaran air dapat menimbulkan dampak serius pada kesehatan masyarakat, termasuk peningkatan risiko stunting,” kata Bupati.
Bupati Setyo Wahono berharap ADPMET dapat menjadi wadah untuk memperjuangkan solusi terkait masalah lingkungan dan penanganan dampak pasca-eksploitasi Migas demi keberlanjutan hidup masyarakat.
”Pendekatan kemanusiaan dalam pengelolaan sumber daya alam, dengan memprioritaskan kesehatan masyarakat melalui perlindungan kualitas air dan lingkungan sebagai upaya menjaga kualitas air yang dikonsumsi oleh masyarakat,” tuturnya. (Az)