14 Motif Batik Khas Bojonegoro, Cermin Budaya Daerah

BOJONEGOROtimes.Id – Kabupaten Bojonegoro memiliki beragam motif batik yang khas. Diketahui bahwa saat ini Kabupaten Bojonegoro memiliki 14 motif batik yang unik dan menarik, serta memiliki makna sakral sebagai ciri khas batik Jonegoro.

Contohnya, motif wayang Thengul yang sedang populer saat ini, serta motif Pari Sumilak, Mliwis Mukti, Rancak Thengul, Sekar Jati, Jagung Miji Emas, Parang Lembu Sekar Sinambat, Gatra Rinonce, Parang Dahana Munggal, Santa Ganda Wangi, Pelem-Pelem Sumilar, Sekar Rosella Jonegoroan, Belimbing Lining Lima, Woh Roning Pisang, Surya Salak Kartika, Buah Salak dan Daun Jati.

Motif-motif batik tersebut sangat mencerminkan budaya Bojonegoro.

Mari kita bahas satu per satu makna atau filosofi dari motif batik khas Kabupaten Bojonegoro. Simak penjelasan berikut ini!

Semua motif ini menggambarkan ciri khas budaya, kondisi geografis, tanaman utama, serta berbagai aspek kehidupan di Kabupaten Bojonegoro.

Berikut adalah filosofi dari 14 motif batik khas Kabupaten Bojonegoro:

1. Mliwis Mukti

Mliwis Mukti melambangkan Prabu Angling Dharmo (Raja Malowopati) yang menurut legenda pernah berkuasa di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Mliwis (burung belibis) sebagai perwujudan dari Prabu Angling Dharmo, dan Mukti (mulia), sehingga bermakna burung belibis yang mulia. Ini bukan sembarang burung belibis, melainkan perwujudan sang raja yang dapat memotivasi masyarakat Bojonegoro untuk bekerja keras, tekun, dan ulet dalam berkarya demi mencapai kemakmuran.

2. Sekar Jati

Tanaman jati, mulai dari akar, batang, hingga daun, semuanya dapat dimanfaatkan. Kayunya digunakan sebagai bahan baku meubel dan kerajinan kayu. Tunggak dan akarnya (gembol) dapat diolah menjadi karya seni bernilai tinggi. Sekar (bunga) dan jati (pohon jati) melambangkan suburnya pohon jati di Kabupaten Bojonegoro, sejalan dengan berkembangnya sentra-sentra kerajinan kayu jati (meubel, bubut kayu, gembol) sebagai pendorong kemajuan dan kreativitas masyarakat Bojonegoro dalam mengolah dan memanfaatkan tanaman kayu jati untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

3. Rancak Thengul

Wayang Thengul merupakan salah satu seni tradisional yang khas dan berkembang di Kabupaten Bojonegoro. Bentuknya tiga dimensi, terbuat dari kayu dengan aksesoris kain sebagai busananya. Cerita dasarnya berkisar pada tema menak dan panji. Gunungan atau kalpatarunya juga terbuat dari kayu dan dihiasi bulu burung merak. Rancak Thengul melambangkan bahwa seni tradisional ini akan selalu terjaga eksistensinya, menjadi ikon Bojonegoro, lebih dikenal dan digemari oleh masyarakat luas, serta sebagai bentuk pelestarian dan pengembangan warisan budaya Kota Bojonegoro.

4. Sata Gondo Wangi

Sejak lama, tembakau Bojonegoro telah dikenal di seluruh Nusantara dan menjadi salah satu produk unggulan dari Kabupaten Bojonegoro, selain kayu Jati dan lainnya. Tanaman ini memiliki karakteristik yang unik, menghasilkan aroma khas dan harum yang berbeda dari daerah lain. Sata (tembakau), ganda (aroma), wangi (harum), sehingga dapat diartikan bahwa tembakau Bojonegoro memiliki aroma yang harum. Diharapkan nama Bojonegoro semakin harum dan terkenal melalui tembakau sebagai salah satu potensi daerahnya.

5. Pari Sumilak

Kesuburan tanah (warna coklat) di wilayah Angling Dharmo sangat cocok untuk ditanami padi dan dapat dibudidayakan secara maksimal, sehingga mampu meningkatkan taraf hidup petani dan masyarakat Bojonegoro. Pari (padi), sumilak (mulai menguning dan siap dipanen), yang berarti padi yang sudah siap dipanen di seluruh wilayah Bojonegoro. Diharapkan di tahun-tahun mendatang, Bojonegoro akan menjadi lumbung padi atau bahkan salah satu kabupaten yang menyuplai padi atau beras secara nasional.

6. Parang Lembu Sekar Rinambat

Sapi yang ditambatkan di kandang dengan formasi miring dan kombinasi warna hitam-putih menggambarkan bahwa di masa depan Kabupaten Bojonegoro akan menjadi pusat pengembangan peternakan sapi. Parang lembu (deretan sapi yang ditambatkan) membentuk barisan miring. Sekar Rambet (bunga yang selalu merambat tanpa batas). Batik ini melambangkan bahwa Kabupaten Bojonegoro dikenal harum karena peternakan sapinya, yang dapat memberikan kontribusi besar dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

7. Parang Dahono Munggal

Kayangan Api adalah salah satu objek wisata unggulan di Kabupaten Bojonegoro. Ini merupakan sumber api abadi terbesar di Asia Tenggara dan pernah menjadi lokasi pengambilan api untuk PON XV pada tahun 2000. Parang (miring), dahana (api), munggal (menyala atau berkobar sepanjang waktu). Ini menjadi simbol masyarakat Bojonegoro yang dinamis, bersemangat, dan mampu memberikan cahaya bagi masyarakat sekitarnya.

8. Jagung Miji Emas

Jagung adalah tanaman yang sangat populer dan tumbuh subur di Kabupaten Bojonegoro. Hasil panennya yang melimpah menunjukkan bahwa jagung dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan menjadi alternatif pengganti beras sebagai makanan pokok. Istilah “jagung, miji (berbiji), emas” mencerminkan bahwa jagung di Bojonegoro adalah yang terbaik, sehingga dapat mengangkat nama daerah ini melalui hasil panen jagungnya.

9. Gatra Rinonce

Gatra Rinonce adalah visualisasi perpaduan alat pengambil minyak (RIG) yang digambarkan dengan sulur dan bunga, di mana keduanya saling terhubung dalam satu kesatuan bentuk. Warna hijau dan kuning melambangkan kemakmuran, kemuliaan, dan keindahan. “Ga” (Gas) “Tra” (Patra) minyak, dan “Rinonce” (ditata satu per satu) dirangkai menjadi satu kesatuan yang utuh dan indah, menggambarkan bahwa jika gas minyak bumi dikelola dengan baik sambil menjaga keseimbangan dan kelestarian alam, maka dapat memberikan manfaat bagi umat manusia dan meningkatkan taraf hidup serta martabat Bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Bojonegoro.

10. Belimbing Lining Lima

Ini menggambarkan potensi buah belimbing yang ada di Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro. Buah belimbing ini memiliki rasa manis dan segar, berukuran besar, serta berwarna kuning. Bentuknya menyerupai bintang lima, dan jika dilihat dari samping, terlihat memiliki lima garis, berkat kulitnya yang halus dan bersih.

11. Pelem-pelem Sumilar

Motif ini terinspirasi dari mangga, terutama jenis gadung yang manis dan segar. Mangga telah menjadi tanaman masyarakat Bojonegoro sejak lama dan sudah dikenal di luar daerah, terutama di kota-kota besar di Indonesia. Saat ini, buah mangga Bojonegoro selalu dinanti dan dinikmati oleh masyarakat, sehingga buah ini diibaratkan selalu bersinar.

12. Rosella Sekar Jonegoroan

Ini adalah gambaran tanaman Rosella yang berbuah merah, yang merupakan salah satu potensi agro wisata di Bojonegoro. Jika diolah, buah ini dapat menjadi minuman yang segar dan menyehatkan dengan rasa khas yang berbeda dari daerah lain. Oleh karena itu, motif batik rosella dinamakan Sekar Rosella Jonegoroan.

13. Woh Roning Pisang

Motif ini menggambarkan pisang susu belirik, salah satu buah unggulan dari budidaya masyarakat Bojonegoro. Disebut Woh Roning Pisang karena keseimbangan antara daun dan buah yang membentuk satu kesatuan yang tidak terpisahkan, yang sangat penting dalam kehidupan sosial.

14. Surya Salak Kartika

Ini menggambarkan buah salak yang dihasilkan dari budidaya masyarakat Bojonegoro, khususnya di Desa Wedi dan Desa Tanjungrejo, Kecamatan Kapas. Salak memiliki rasa khas, manis dengan sedikit asam dan berair, serta buahnya besar dan bersih. (Yen/aj)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *