‎PSJB ke-43, Komitmen Bojonegoro Lestarikan Bahasa dan Sastra Jawa

BOJONEGOROtimes.Id – Para penulis sastra Jawa yang tergabung dalam Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro (PSJB) baru saja merayakan ulang tahun ke-43 mereka dengan penuh kehangatan.

‎Acara yang digelar pada Minggu, 6 Juli 2025, di kediaman Nono Warnono di Desa Gajah, Kecamatan Baureno, Bojonegoro.

‎Ini menjadi bukti nyata komitmen PSJB untuk terus merawat bahasa dan sastra Jawa, sekaligus melestarikan kekayaan budaya lokal Bojonegoro.

‎Perayaan dihadiri oleh sejumlah sastrawan Jawa terkemuka, termasuk JFX Hoery, Nono Warnono, Mas Gampang Prawoto, Emi Sudarwati, dan Herry Abdi Gusti, serta penulis dari luar Bojonegoro seperti Hery Lamongan.

‎Selain itu, para seniman lokal seperti Darminto, Agus Shigro, dan Eko Peye turut memeriahkan suasana.

‎Nuansa Jawa begitu kental terasa sejak awal acara.

‎Alunan merdu tembang geguritan dan macapat mengisi ruangan, menciptakan suasana pedesaan yang tenang dan damai.

‎Nono Warnono, Ketua PSJB menegaskan kembali dedikasi organisasi, “PSJB akan selalu berusaha nguri-nguri (melestarikan) bahasa Jawa,” katanya.

‎Didirikan pada tahun 1982, PSJB telah menorehkan banyak prestasi dan mengharumkan nama Bojonegoro di kancah sastra.

‎Banyak penulis dari Bojonegoro yang bernaung di bawah PSJB telah meraih penghargaan bergengsi seperti Sutasoma, Rancage, dan Balai Bahasa.

‎”Pak Hoery bahkan telah berkarya lebih dari 50 tahun dan menerima penghargaan atas dedikasinya,” tambah Nono Warnono.

‎JFX Hoery, salah satu pendiri PSJB menceritakan perjalanan organisasi sejak tahun 1982.

‎Ia menjelaskan bahwa pada masa itu, mendirikan organisasi tidaklah mudah karena adanya campur tangan pemerintah.

‎”Di Bojonegoro, kami menggunakan istilah ‘pamarsudi’ bukan ‘paguyuban’ atau lainnya. Tujuannya adalah agar siapa pun yang memiliki semangat melestarikan bahasa Jawa dapat menjadi anggota PSJB,” jelasnya.

‎Hingga saat ini, PSJB telah berhasil menerbitkan 50 judul buku sastra, baik dalam bahasa Jawa maupun bahasa Indonesia. Tak hanya itu, PSJB juga aktif mengumpulkan cerita rakyat Bojonegoro.

‎”Kami juga berkolaborasi dengan banyak lembaga untuk merawat sastra Jawa,” ungkap Hoery.

‎Ke depan, PSJB telah merancang berbagai kegiatan yang berfokus pada pelestarian bahasa Jawa, termasuk program masuk ke sekolah-sekolah dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, terutama Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.

‎Inisiatif ini menunjukkan langkah nyata PSJB dalam memastikan keberlanjutan bahasa dan sastra Jawa untuk generasi mendatang. (Az)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *