ORBITNASIONAL.COM – Berita menarik yang lagi viral saat ini adalah, seorang Polwan membakar suaminya yang juga seorang Polisi, karena kesal uang suaminya itu habis buat judi online.
Pasangan ini punya tiga anak yang masih kecil-kecil dan butuh biaya perawatan yang besar, tetapi gaji suaminya selalu kurang setiap bulan, karena akhirnya diketahui kalau suaminya itu kecanduan judi online.
Sang istri saking kesalnya, dia menyiram tubuh suaminya dengan bensin dan menyalalah api di seluruh badan suaminya yang membakar habis serta menyebabkan suaminya akhirnya meninggal.
Miris banget dan yang bikin tambah miris adalah komentar Menkominfo Budi Arie Setiadi ke wartawan dengan bercanda terhadap kasus itu, dia mengatakan ternyata perempuan itu lebih kejam dari lelaki.
Budi arie seperti tidak punya empati, bahwa kasus judi online ini sudah memakan banyak korban jiwa.
Menurut Rahman Mangkusara founder Center for Financial and Digital Literasi, selama hampir satu setengah tahun saja dari tahun 2023 sudah ada 14 kasus bunuh diri karena masalah judi online ini dan sebagian besar mereka yang bunuh diri itu ada di usia 19 sampai 30 tahun.
Banyaknya kasus bunuh diri karena judi online termasuk pembakaran seorang suami oleh istrinya yang sama-sama polisi itu, menunjukkan bahwa dampak negatif dari judi online itu tidak main-main.
Menurut banyak ahli, kecanduan judi online itu mirip dengan kecanduan narkoba, ada hormon di otak yang mendapatkan kenikmatan ketika aktivitas judi itu dilakukan, mereka dan tidak semua orang itu bisa mengontrolnya, hormon itu bernama Dopamin yang menimbulkan perasaan menyenangkan ketika orang itu sudah pada tahap kecanduan.
Jadi, sulit membuat pecandu judi online berhenti, sesulit menyuruh pecandu narkoba, karena mereka terus-menerus membutuhkan perasaan yang menyenangkan itu.
Bahkan, ketika seorang penjudi online itu kalah terus-menerus, mereka selalu punya harapan, bahwa suatu saat mereka akan menang, inilah yang membuat pecandu judi online akhirnya bisa menjual semua aset mereka, bisa berhutang, bahkan sampai harus mencuri untuk memenuhi kebutuhan kenikmatan tersebut.
Dan menurut penelitian juga, membuat aplikasi untuk judi online sangat memahami psikologis psikologi seperti itu, makanya mereka membuat mesin aplikasi judi online itu dengan detail, lewat warna, suara, harapan, di desain semua supaya orang tidak bisa berhenti main judi online.
Pusat Pelaporan dan Analis Transaksi Keuangan (PPATK) melaporkan, perputaran uang judi online luar biasa besar, total perputaran uang di judi online di tahun 2023 saja ada sekitar 327 triliun dalam 168 juta transaksi dan ditemukan ada lebih dari 3 juta warga Indonesia yang bermain judi online dan melakukan deposit pada situs judi online.
Ini yang mengherankan, sebenarnya kenapa sih sulit sekali memberantas judi online, tetapi gampang sekali melacak perputaran uangnya.
Kalau membaca laporan Kemenkominfo, mereka menyatakan sudah berusaha keras memberantas judi online dengan menutup alamat situs-situs judi online yang ada, tetapi situs judi online itu kata mereka berpindah alamat terus, sehingga sulit dilacak.
Tapi kalau PPATK saja dengan mudah memantau transaksi judi online, berarti mereka juga tahu bagaimana model transaksi uangnya yang pasti modelnya adalah transfer ke bank dalam negeri, tinggal kerjasama dengan banknya untuk menutup akun rekeningnya yang jadi tempat menerima uang-uang itu dan server judi online seharusnya tidak ada di Indonesia, tetapi di negara-negara yang menghalalkan judi, seperti Thailand dan Laos.
Dengan memblok pembuatan akun untuk menampung transaksi judi online di bank dalam negeri, seharusnya sudah masuk ke wilayah pemerintah, karena akan sulit sekali pemain judi online, harus transfer ke bank di luar negeri, tapi semua itu pada intinya bergantung keseriusan aparat saja, karena harus di akui perputaran uang judi online yang mencapai 327 triliun per tahun itu sangat menggiurkan dan bisa memunculkan oknum-oknum baru di aparat yang juga pengen dapat cuan cuan dan cuan.
Jadi seberapa serius pemerintah dan aparat kita untuk memberantas judi online, kita tanyakan pada mereka. (Er)