LAMONGAN – Menjelang perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), Natal 2025, dan Tahun Baru 2026, Pemerintah Kabupaten Lamongan menggelar High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Pendopo Lokatantra Lamongan, Selasa (11/11/2025).
Acara dihadiri oleh sekitar 100 peserta yang terdiri dari jajaran Forkopimda, pejabat OPD, pimpinan perbankan, pelaku usaha, camat, serta perwakilan BUMD dan RSUD se-Kabupaten Lamongan.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Lamongan Dr. H. Yuhronur Efendi, M.BA., M.Ek., Wakil Bupati Dirham Akbar Aksara, S.T., Kasdim 0812/Lamongan Mayor Arh Ngateno, Kasi Datun Kejari Lamongan Dessy Adhya Purwandiny, S.E., S.H., Plt. Kepala Bakesbangpol Drs. Dianto Hari Wibowo, M.IP., Sekda Drs. M. Nalikan, M.M., serta Wakapolres Lamongan Kompol I Made Prawira Wibawa, S.T., S.I.K., M.I.K.
Rangkaian acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Lamongan, pembacaan doa, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Bupati Lamongan.
Dalam arahannya, Bupati Yuhronur Efendi menyampaikan apresiasi atas kerja sama seluruh elemen daerah yang berhasil menjaga tingkat inflasi Lamongan tetap rendah, sejajar dengan capaian Kabupaten Banyuwangi.
Menurutnya, capaian tersebut merupakan hasil sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, serta masyarakat dalam mengawal stabilitas harga dan pasokan bahan kebutuhan pokok.
“Pengendalian inflasi bukan sekadar program di atas kertas, tapi harus benar-benar dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Kami bersama seluruh pihak akan terus bekerja keras menjaga kestabilan harga, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru,” tegas Bupati Yuhronur.
Lebih lanjut, ia memaparkan sejumlah strategi pengendalian inflasi, antara lain penerapan Close Loop Economy, penguatan kerja sama antara koperasi dan pelaku usaha, efisiensi rantai pasok, serta peningkatan cadangan pangan daerah.
Program unggulan “Lamongan Menanam Pangan” juga terus digalakkan untuk memperkuat ketahanan pangan keluarga melalui gerakan tanam komoditas hortikultura seperti cabai dan bawang.
Bupati Yuhronur menyoroti tiga komoditas utama yang berpotensi mendorong inflasi di Lamongan, yakni cabai merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras. Meski demikian, hingga saat ini belum ada lonjakan harga yang signifikan.
Ia juga menyebutkan bahwa produksi padi Lamongan menjadi yang tertinggi di Jawa Timur, mencapai 904,93 ribu ton, berkat peningkatan jaringan irigasi dan ketersediaan pupuk serta obat pertanian.
Sementara itu, Wakapolres Lamongan Kompol I Made Prawira Wibawa menegaskan bahwa pihaknya siap mendukung penuh langkah pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan ketersediaan bahan pokok.
“Polres Lamongan akan terus berkoordinasi dengan seluruh elemen Forkopimda untuk memastikan situasi keamanan dan distribusi logistik tetap aman. Pengawasan terhadap bahan pokok dan bahan bakar akan kami tingkatkan agar tidak ada penimbunan atau spekulasi harga,” ujarnya.
Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama dan penyampaian materi dari sejumlah narasumber terkait kebijakan pengendalian inflasi serta strategi memperkuat ketahanan ekonomi daerah.
Melalui kolaborasi antara TPID, Bank Indonesia, BPS, Bulog, dan Forkopimda, Lamongan diharapkan mampu mempertahankan prestasinya sebagai salah satu daerah dengan inflasi terendah di Jawa Timur, serta terus tumbuh menjadi daerah yang tangguh, sejahtera, dan stabil secara ekonomi. (*)

















Bojonegorotimes.id adalah media online berbasis di Bojonegoro, serta fokus pada pemberitaan di wilayah Bojonegoro dan sekitarnya. Sejak awal,