Gemblang atau Sedekah Bumi ala Samin Bojonegoro

BOJONEGORO – Sedekah Bumi atau nyadran dalam istilah Samin biasa disebut Gemblang (Gembelake sanak lan kadang/Kumpulnya para saudara).

Kegiatan itu digelar setiap habis panen raya atau tepatnya pada hari minggu pahing dengan acara makan – makan mulai dari siang sampai malam hari, dan dihari senin pon diadakan tasyakuran atau banca’an di rumah Kepala Dusun (Kasun) desa setempat.

Gemblang atau sedekah bumi adalah wujud syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang mana telah memberikan rizki kepada hambanya dari hasil bumi melalui bercocok tanam, seperti warga Dusun Jepang, Desa Margomulyo, Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur.

Hal tersebut bertujuan untuk bersedekah makanan kepada sanak saudara agar bisa berkumpul makan bareng atau makan bersama – sama. Selain makan bersama Gemblang juga bertujuan agar saudara – saudara tidak ada yang hilang dan tetep terjalin silaturahmi dengan baik.

Lalu lalang warga berjalan dari rumah ke rumah layaknya di hari raya Idul Fitri. Namun untuk warga Margomulyo kususnya Dusun Jepang, ajaran Samin ini melakukan pesta adat sudah dilakukan turun temurun sejak dari jaman dulu sampai sekarang.

Seperti yang di sampaikan Bambang Sutrisno penganut ajaran Samin Generasi ke V dari Samin Surosentiko kepada media ini, dilakukannya pesta sudah turun temurun dari mbah Surosentiko atau generasi pertama samin, selain wujud rasa syukur kepada yang kuasa juga bersedekah makanan atau hasil bumi kepada sanak saudara.

“Selain keluarga atau kerabat yang datang, siapapun bisa menikmati hidangan tersebut, bahkan dari rumah kerumah makanan siap saji sudah disiapkan,” tuturnya, Minggu (9/6/2024).

Biasanya lanjutnya, kalau acara Gemblang atau sedekah bumi diadakan setelah panen atau tepatnya pada hari minggu pahing dengan acara makan makan, sedangkan untuk hari senin pon diadakan acara tasyakuran atau bancaan di rumah Kasun.

“Kebetulan acara Gemblang kali ini ada teman – teman dari komunitas Jeep dari wilayah Ngawi, Bojonegoro dan juga Tuban, mereka hanya kepingin tahu seperti apa Gemblang itu, kok bisa dilestarikan sampai sekarang ini,” pungkas Bambang Sutrisno Generasi ke V dari Ajaran Samin Surosentiko. (Her)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *