BOJONEGOROtimes.Id – Komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat kembali dibuktikan.
Pada Selasa, 5 Agustus 2025, Katarak Center di RSUD Padangan resmi beroperasi, ditandai dengan peresmian oleh Menko PMK RI Pratikno bersama Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI dr. Ashar Jaya.
Peresmian ini bukan sekadar seremonial, melainkan awal dari era baru pelayanan kesehatan mata di Bojonegoro.
Hadirnya pusat layanan katarak tersebut diharapkan mempercepat penanganan kasus kebutaan akibat katarak, sekaligus memperkuat peran RSUD Padangan sebagai rumah sakit rujukan di wilayah barat Bojonegoro hingga perbatasan Jawa Tengah.
Dalam sambutannya, dr. Ashar Jaya memaparkan fakta mencengangkan: 77% kebutaan di Indonesia disebabkan oleh katarak, dengan angka kebutaan nasional 3% dan Jawa Timur mencapai 4,4%.
“Setiap tahun ada sekitar 210.000–250.000 kasus baru katarak di Indonesia. Angka ini tidak bisa dianggap sepele. Kehadiran pusat layanan katarak seperti di RSUD Padangan sangat vital,” ujarnya.
Ashar juga menekankan pentingnya peran rumah sakit pemerintah. Menurutnya, meski layanan BPJS memberikan keuntungan, rumah sakit pemerintah tidak boleh melupakan fungsi sosialnya.
“Pendapatan RSUD harus kembali untuk peningkatan layanan, subsidi BPJS, dan tunjangan kesehatan, bukan untuk kepentingan bisnis,” tegasnya.
Selain memuji fasilitas RSUD Padangan yang sudah memiliki ICU dan HCU sesuai standar, Ashar Jaya menyinggung minimnya dokter spesialis di berbagai daerah, termasuk Bojonegoro.
Ia mendorong Pemkab untuk memberikan beasiswa kepada putra-putri daerah terbaik agar kelak mengabdi di tanah kelahiran.
“Cari anak-anak terbaik Bojonegoro, kirim sekolah dokter spesialis. Bahkan, kalau ada dokter luar yang mau bekerja di sini, carikan jodoh supaya betah,” selorohnya yang disambut tawa audiens.
Ia juga mengungkapkan rencana perubahan besar dalam sistem klasifikasi rumah sakit di Indonesia.
Ke depan, penilaian tidak lagi berdasarkan tipe A, B, atau C, melainkan berdasarkan kompetensi layanan tertentu.
“Dengan sistem baru ini, pasien bisa langsung ditangani tanpa harus melalui rujukan berlapis yang berpotensi membahayakan nyawa,” jelasnya.
Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, dalam kesempatan tersebut menegaskan bahwa RSUD Padangan dirancang untuk menjadi pusat layanan unggulan bagi masyarakat wilayah barat Bojonegoro dan sekitarnya.
“Kami melihat potensi besar di sini. Pasien rujukan bahkan datang dari Purwodadi, Rembang, Blora, hingga Tuban. Ini bukti kepercayaan masyarakat terhadap RSUD Padangan semakin kuat,” ungkapnya.
Ia menambahkan, strategi Pemkab tidak berhenti pada pembangunan fisik rumah sakit, tetapi menciptakan ekosistem pelayanan terintegrasi mulai dari SDM medis, kenyamanan pasien, hingga fasilitas penunjang.
Dengan hadirnya Katarak Center serta pengembangan RSUD Padangan secara berkelanjutan, Bojonegoro bertekad menjadi contoh daerah dalam mewujudkan layanan kesehatan yang adil, efisien, dan berkualitas. (Az)