BOJONEGOROtimes.Id – Curah hujan tinggi yang melanda berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, memicu kewaspadaan akan potensi bencana banjir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem sebagai langkah antisipasi.
Kabupaten Bojonegoro, yang memiliki hampir 40% wilayah hutan, sangat rentan terhadap banjir akibat luapan air dari bendungan dan waduk. Pada awal Maret, hujan deras dengan intensitas tinggi mengguyur beberapa daerah di Bojonegoro, mencapai puncaknya pada Jumat, 7 Maret 2035.
Hujan yang berlangsung cukup lama menyebabkan Waduk Pacal, yang berfungsi sebagai penampung air dan pengendali banjir, meluap.
Akibatnya, empat desa di Kecamatan Gondang, yaitu Sambongrejo, Senganten, Gondang, dan Pajeng, terendam banjir bandang hingga Sabtu dini hari. Ketinggian air mencapai lutut orang dewasa, merusak infrastruktur seperti jembatan, fasilitas kesehatan, dan rumah warga, serta menumbangkan pepohonan.
Banjir telah menjadi masalah berulang bagi warga sekitar saat curah hujan tinggi, mengingat sebagian besar wilayah Kecamatan Gondang adalah hutan. Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono mengambil langkah cepat dengan mengunjungi Direktur Utama Perhutani, Wahyu Kuncoro, di Jakarta pada Kamis (13/03/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Setyo Wahono membahas isu lingkungan dan potensi geografis Bojonegoro yang dapat dikelola bersama Perhutani, dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan dan masyarakat.
Ia menekankan pentingnya inovasi pengelolaan hutan sebagai sumber daya alam terbarukan, seperti pembangunan sudetan kali dan embung untuk pengendalian banjir.
Setyo Wahono juga mengajak semua pihak untuk bersama-sama merawat hutan, termasuk melalui reboisasi, untuk menjaga ekosistem dan sumber mata air. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro berupaya menggali potensi ekonomi baru dari hutan dengan memperhatikan kondisi lingkungan.
“Kami berharap opsi yang kami ajukan dapat menjadi bahan pertimbangan Perhutani untuk mengatasi banjir. Potensi di kawasan hutan juga dapat dikolaborasikan untuk kesejahteraan masyarakat Bojonegoro,” ujar Setyo Wahono.
Direktur Utama Perhutani, Wahyu Kuncoro, menyambut baik kunjungan tersebut dan menyatakan kesiapan Perhutani untuk bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam menangani banjir di wilayah hutan Bojonegoro. (Az)