BOJONEGOROtimes.Id – Dalam acara pisah sambut yang berlangsung pada Jumat, 2 Mei 2025, Amanulloh kini mengemban amanah sebagai Kepala Kemenag Kabupaten Bojonegoro, menggantikan Abdul Wahid.
Acara yang dihadiri oleh para pejabat internal Kemenag, tokoh agama, serta sejumlah tamu undangan ini tidak hanya menjadi seremoni formal, tetapi juga momen refleksi mengenai kesinambungan pengabdian dan tujuan bersama untuk menjadikan Kemenag Bojonegoro sebagai institusi yang semakin profesional, humanis, dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
Dalam sambutanya, Amanulloh menyampaikan rasa syukurnya atas kelancaran dan kehangatan acara pisah sambut tersebut.
Ia mengungkapkan bahwa dirinya merasa diterima dengan baik oleh seluruh jajaran Kemenag Bojonegoro dan menyatakan komitmennya untuk segera berkolaborasi dengan semua elemen, baik di dalam maupun di luar organisasi.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa hadir dan memulai tugas di Bojonegoro. Ini bukanlah permulaan dari nol, melainkan melanjutkan fondasi yang telah dibangun oleh Bapak Wahid. Hal-hal baik yang sudah ada akan kita teruskan, dan hal-hal yang masih perlu ditingkatkan akan kita perbaiki bersama-sama,” tuturnya.
Amanulloh juga menyampaikan harapan besar terhadap soliditas dan loyalitas seluruh stafnya.
Ia menekankan pentingnya kebersamaan, kekompakan, dan komunikasi yang terbuka dalam mewujudkan pelayanan umat yang terbaik.
“Kita di sini tidak hanya menjalankan administrasi semata, tetapi kita sedang mengurus umat. Oleh karena itu, dibutuhkan hati yang ikhlas, niat yang tulus, dan sinergi yang kuat,” tegasnya.
Selain menyampaikan strategi birokrasi, Amanulloh juga berbagi kisah pribadinya yang menarik perhatian para hadirin.
Ia menceritakan tentang pengabdian istrinya selama 16 tahun sebagai tenaga honorer di sebuah madrasah aliyah.
“Dari masih gadis hingga kini memiliki dua orang anak, istri saya masih berstatus sebagai tenaga honorer. Jadi, jika ada yang merasa sudah lama, 5–10 tahun belum diangkat menjadi PPPK, istri saya masih bertahan sampai saat ini,” ujarnya yang disambut gelak tawa para undangan.
Kisah tersebut bukan sekadar gurauan, melainkan sebuah pengingat bahwa perjuangan di dunia pendidikan dan keagamaan seringkali memerlukan keteguhan hati, kesabaran, dan dedikasi yang tak terbatas.
“Karena itu, saya sangat memahami bagaimana rasanya menjadi bagian dari sistem yang belum sempurna. Namun, justru di situlah kita ditantang untuk melakukan perubahan,” imbuhnya.
Di akhir sambutannya, Amanulloh memohon dukungan dari seluruh pihak untuk bersama-sama memajukan Kemenag Bojonegoro ke arah yang lebih baik.
Ia berjanji akan melanjutkan program-program yang telah dijalankan oleh Kepala Kemenag Bojonegoro sebelumnya, Abdul Wahid, selama program tersebut masih sesuai dengan peraturan yang berlaku dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Mohon bantu saya untuk terus mendorong Kemenag Bojonegoro agar lebih melayani, lebih responsif, dan lebih dekat dengan masyarakat. Amanah ini adalah tanggung jawab yang besar, tetapi dengan kebersamaan, insya Allah akan terasa ringan,” pungkasnya dengan penuh semangat.
Dengan semangat baru dan komitmen yang kuat untuk melayani umat, masyarakat Bojonegoro kini menaruh harapan besar kepada Amanulloh.
Masa depan Kemenag Bojonegoro pun kini memasuki babak baru, dipenuhi dengan harapan dan kerja nyata. (Arya)